KORANMANDALA.COM – Israel membombardir sebuah sekolah PBB di pusat Gaza, menewaskan setidaknya 40 warga Palestina. Selain menghantam sekolah Al-Sardi yang dioperasikan oleh UNRWA, serangan udara tersebut juga menghantam beberapa rumah di kamp pengungsian Nuseirat.
Dilansir dari Aljazeera, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa 14 anak dan 9 perempuan menjadi korban tewas serangan tersebut. Lebih dari 70 warga Gaza juga menjadi korban luka-luka.
Kantor berita Wafa melaporkan bahwa ratusan warga Palestina berlindung dari serangan Israel di sekolah Al-Sardi dan kamp pengungsian di sekitarnya.
Juru bicara Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, menyatakan bahwa ia mengecam serangan tersebut. Sebanyak 135 staf PBB yang bekerja untuk UNRWA telah menjadi korban tewas dari konflik tersebut.
Israel Bantah Keberadaan Korban Sipil
Dilansir dari Reuters, juru bicara militer Israel Peter Lerner mengonfirmasi kabar serangan tersebut. Akan tetapi, ia meragukan keberadaan korban tewas warga sipil.
Pernyataan ini dibantah oleh pejabat kantor media Gaza, Ismail Al-Thawabta.
“Para penjajah menggunakan… cerita palsu untuk membenarkan kejahatan kejamnya kepada lusinan pengungsi,” ujarnya kepada Reuters.
Klaim Israel bahwa area sekolah Al-Sardi digunakan sebagai basis kelompok bersenjata juga diragukan oleh kepala UNRWA, Philippe Lazzarini.
“Sekolah [ini] menampung 6.000 pengungsi ketika dihantam [serangan udara]. Klaim bahwa ada kelompok bersenjata di dalam tempat penampungan ini sangatlah mengejutkan. Namun kami tidak dapat memverifikasi klaim tersebut,” ujarnya di media sosial X.
Lazzarini juga menekankan bahwa serangan terhadap bangunan PBB merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional.
Serangan Israel telah menghantam 180 bangunan UNRWA sejak awal konflik di Gaza. Setidaknya 450 pengungsi Palestina menjadi korban tewas akibat serangan-serangan tersebut.