KORANMANDALA.COM – Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, mendesak Pemerintah segera membentuk satgas Pertambangan Tanpa Izin (PETI) menyusul bencana longsor besar di tambang emas di Kecamatan Suwawa Timur, Gorontalo, yang terjadi pada 7 Juli 2024 dan menelan korban 325 orang.
Mulyanto menekankan pentingnya kehadiran Pemerintah untuk mengatasi praktik pertambangan rakyat yang berisiko tinggi, terutama karena draf Keppres pembentukan satgas PETI telah lama berada di meja Presiden.
“Kami berharap Pemerintah hadir dan tidak membiarkan praktik pengelolaan tambang rakyat yang berisiko tinggi tersebut. Apalagi draf Keppres pembentukan satgas pemberantasan PETI sudah di meja presiden sejak lama,” ujar Mulyanto pada Senin 15 Juli 2024.
BACA JUGA: 10 Akun FF Sultan Gratis Season 1 Hari Ini 15-16 Juli 2024, Temukan Skin M1887 OPM
Mulyanto menjelaskan bahwa tambang rakyat tersebar di seluruh Indonesia dan melibatkan banyak warga, terutama sejak pandemi Covid-19 yang memperburuk kondisi ekonomi masyarakat kelas bawah, sehingga banyak yang bergantung pada tambang rakyat untuk mata pencaharian.
Namun, pengelolaan tambang rakyat sering kali tidak teratur dan menimbulkan bencana serta korban jiwa.
Menurut Mulyanto, hal ini disebabkan oleh lemahnya pembinaan dan pengawasan dari Pemerintah.
Ia menegaskan bahwa Pemerintah tidak boleh mengabaikan masalah ini dan harus mengambil langkah konkret untuk memperbaiki tata kelola tambang rakyat.
Warga juga menyampaikan keluhan terhadap kompleksitas proses perizinan tambang rakyat, terutama setelah Pemerintah mengkonsolidasikan ulang sistem perizinan melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Minerba.
Politisi dari Fraksi PKS DPR RI ini menekankan bahwa perhatian serius Pemerintah diperlukan mengingat besarnya korban dari tambang rakyat ini, dengan 27 orang meninggal dan 15 orang masih hilang.
Mulyanto juga mengkritik bahwa wacana pembentukan satgas tambang ilegal oleh Pemerintah belum terealisasi, karena surat keputusan Presiden terkait hal tersebut belum juga dikeluarkan.
Berdasarkan data dari Basarnas Gorontalo, hingga hari ketujuh pasca-kejadian, tercatat 27 orang meninggal dan 15 orang hilang dari total korban 325 orang akibat longsor di Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa Timur, Gorontalo.- **