KoranMandala.com – Terkait penembakan mantan Presiden Donald Trump di sebuah rapat umum, Direktur Dinas Rahasia, Kimberly Cheatle, mengakui akan bersaksi di depan Komite Pengawas DPR AS pada 22 Juli mendatang.
Kesediaan Cheatle ini diumumkan komite pengawas DPR AS pada Rabu, 17 Juli 2024.
Insiden ini memicu kekhawatiran serius terhadap keamanan dalam kampanye presiden Partai Republik di Pennsylvania setelah Trump diserang pada Sabtu, 13 Juli 2024.
FBI menangani kasus ini sebagai upaya pembunuhan.
Saat ini, perhatian tertuju pada bagaimana pelaku penembakan bisa mendapatkan akses ke atap yang berdekatan dengan lokasi kampanye Trump, yang berpotensi berada dalam jarak langsung dari tempat dia berpidato.
Trump sendiri mengalami luka sobek pada telinga kanannya, sedangkan seorang pengunjung kampanye tewas dan dua lainnya luka-luka.
Pelaku penembakan ditembak mati oleh aparat keamanan.
“Pemimpin Kongres AS dari Partai Republik menegaskan bahwa rakyat Amerika berhak mendapatkan jawaban dari Direktur Cheatle mengenai upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Trump dan kegagalan sistem Dinas Rahasia,” demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh panel pengawas DPR pada Rabu.
Cheatle telah menyetujui panggilan untuk bersaksi di pengadilan yang dikeluarkan oleh komite pengawas DPR AS.
Meskipun beberapa anggota Kongres dari Partai Republik meminta agar dia mengundurkan diri, Cheatle menyatakan bahwa dia tidak akan mundur dari jabatannya terkait insiden ini.
“Itu tidak dapat diterima. Dinas Rahasia tidak politis. Keamanan tidak politis. Keselamatan masyarakat tidak politis. Dan itulah fokus kami sebagai sebuah lembaga,” ujar Cheatle pada Selasa, 16 Juli 2024.
Dinas Rahasia bertanggung jawab atas perlindungan presiden dan mantan presiden AS.
Presiden AS Joe Biden, yang juga merupakan rival Trump dalam pemilihan presiden 2024, telah memerintahkan evaluasi independen sehubungan dengan insiden tersebut pada Minggu, 14 Juli 2024.
Anggota Kongres dari Partai Republik juga berjanji untuk segera melakukan investigasi menyeluruh.
Insiden ini memunculkan pertanyaan serius tentang keamanan acara politik besar-besaran di AS dan menyoroti pentingnya evaluasi dan perbaikan dalam sistem pengamanan nasional untuk melindungi pejabat publik yang terpilih.- ***