Penembak, Thomas Matthew Crooks, berhasil menembak telinga Trump, menewaskan satu penonton, dan melukai dua lainnya.
Washington Post melaporkan bahwa operasi Crooks untuk membunuh Trump lebih terencana dari yang diketahui sebelumnya, termasuk penggunaan drone untuk surveilans.
Permintaan keamanan tambahan dari tim Trump telah berulang kali ditolak oleh pejabat Dinas Rahasia dengan alasan kurangnya sumber daya.
Juru bicara Dinas Rahasia, Anthony Guglielmi, membantah bahwa lembaganya menolak permintaan Trump untuk keamanan tambahan.
Namun, ia mengakui adanya informasi baru yang telah terungkap dan menegaskan komitmen lembaga untuk memastikan hal serupa tidak terjadi lagi.
Cheatle akan menghadapi anggota parlemen dalam sidang untuk menjelaskan kelemahan keamanan yang menyebabkan percobaan pembunuhan tersebut. James Comer, anggota Partai Republik yang mengepalai komite pengawasan DPR, menegaskan bahwa rakyat Amerika menuntut jawaban atas kegagalan keamanan ini.- ***