KoranMandala.com – Anggota kongres Pennsylvania, Brendan Boyle, menjadi kader Demokrat pertama yang mendesak direktur Dinas Rahasia AS, Kimberly Cheatle, mengundurkan diri.
Musababnya karena makin banyak celah keamanan yang mungkin menyebabkan nyaris terbunuhnya Donald Trump pada 13 Juli silam.
Boyle, –dalam pernyataannya yang dikeluarkan setelah laporan Washington Post bahwa Dinas Rahasia menolak permintaan Trump untuk keamanan tambahan selama dua tahun– menyatakan ketidakpercayaannya terhadap pimpinan Dinas Rahasia.
Dalam akun X pribadinya, Boyle meminta Direktur Cheatle untuk segera mengundurkan diri setelah insiden penembakan terhadap kandidat presiden di Pennsylvania bagian barat akhir pekan lalu.
“Bukti yang terungkap menunjukkan kegagalan operasional yang tidak dapat diterima. Saya tidak percaya pada pimpinan Dinas Rahasia Amerika Serikat jika Direktur Cheatle memilih untuk tetap menjabat” katanya pada Sabtu, 20 Juli 2024.
Beberapa tokoh senior Partai Republik, termasuk juru bicara DPR Mike Johnson dan pemimpin minoritas Senat Mitch McConnell, juga menyerukan adanya kepemimpinan baru.
McConnell menekankan bahwa bangsa ini layak mendapatkan jawaban dan akuntabilitas. Kepemimpinan baru di Dinas Rahasia akan menjadi langkah penting.
Sementara Mike Johnson menyatakan ketidakpuasannya terhadap prioritas Cheatle dalam mempromosikan keberagaman di lembaga tersebut, yang menurutnya, mengabaikan tugas utama mereka, yaitu perlindungan.
Dia menyoroti bagaimana kelalaian tersebut menyebabkan insiden akhir pekan lalu.
Tekanan terhadap Cheatle untuk mengundurkan diri meningkat setelah terungkap bahwa 20 menit berlalu sejak penembak jitu Dinas Rahasia pertama kali melihat pelaku di atap gedung hingga saat dia menembak Trump.