KoranMandala.com – Wakil Presiden Kamala Harris, yang ditugaskan untuk menangani penyebab migrasi dari Amerika Tengah karena meningkatnya penyeberangan perbatasan ilegal pada tahun 2021, menghadapi tantangan besar.
Wilayah tersebut dipenuhi pejabat pemerintah yang korup dan kesenjangan ekonomi serta sosial yang mendalam, sementara Harris tidak memiliki kendali langsung atas perbatasan.
Harris diharapkan untuk memimpin upaya diplomatik mengatasi kemiskinan, kekerasan, dan korupsi di Guatemala, Honduras, dan El Salvador, serta berkoordinasi dengan Meksiko.
Ini adalah misi yang luas dan kompleks, sering kali dianggap terlalu besar untuk diatasi dalam waktu singkat.
Meski Harris telah melakukan dua kunjungan ke Amerika Tengah dan membantu mendapatkan komitmen investasi swasta dan bantuan pemerintah, upaya tersebut tampaknya tidak sebanding dengan tantangan yang ada.
Meskipun angka penyeberangan ilegal dari negara-negara Segitiga Utara menurun, total angka migran ilegal tetap tinggi.
Harris menghadapi kritik tajam dari Partai Republik, terutama setelah dia muncul sebagai calon presiden dari Partai Demokrat, menggantikan Presiden Joe Biden.
Donald Trump mengecamnya sebagai “raja perbatasan” yang gagal.
Penundaan kunjungan ke perbatasan AS dan ketidakmampuan untuk mengatasi migrasi ilegal sepenuhnya menjadi sasaran serangan.
Sementara itu, kritik terhadap pendekatan Harris dipandang sebagai bagian dari pertarungan politik yang lebih besar.