KoranMandala.com – Selama panel yang penuh ketegangan yang diselenggarakan oleh National Association of Black Journalists (NABJ) pada Rabu malam 31 Juli 2024, Donald Trump menyebarkan informasi yang keliru tentang imigrasi dan aborsi, mempertanyakan ras Kamala Harris, dan menuduh seorang moderator, Rachel Scott dari ABC News, bersikap kasar dengan mengajukan pertanyaan yang tidak menyenangkan.
“Mengapa pemilih kulit hitam harus mempercayainya Anda?” tanya Rachel Scott, dari ABC News, pada Trump.
Trump geram. Ia kemudian menanggapi dengan menuduh Scott bekerja di “jaringan berita palsu” dan mengklaim bahwa dia telah menjadi presiden terbaik bagi warga kulit hitam sejak Abraham Lincoln.
Pernyataan ini disambut dengan campuran ejekan dan tepuk tangan.
Penampilan Trump di panel tersebut telah menuai kritik sebelumnya dari jurnalis kulit hitam yang mengutuk sejarahnya yang anti-kulit hitam dan anti-media.
Selama acara, para penonton berulang kali memeriksa fakta Trump secara langsung, termasuk ketika ia salah menyatakan bahwa Kamala Harris tidak lulus ujian pengacara.
Meskipun Trump sempat bersitegang dengan penyelenggara NABJ sebelum acara dimulai, pengecekan fakta langsung atas komentarnya tetap dilakukan sesuai rencana.
Trump, yang datang terlambat lebih dari satu jam, berulang kali menghindari pertanyaan yang diajukan oleh moderator.
Dia juga mengklaim bahwa Harris tiba-tiba “menjadi seorang wanita kulit hitam,” padahal Harris selalu mengidentifikasi dirinya sebagai orang kulit hitam dan berkuliah di Howard University, sebuah universitas bersejarah bagi orang kulit hitam.
Harris sendiri menepis pernyataan Trump dan menegaskan bahwa rakyat Amerika layak mendapatkan pemimpin yang jujur dan tidak merespons fakta dengan permusuhan.
Reaksi terhadap panel tersebut bervariasi, dengan beberapa peserta mendukung Trump sementara yang lain mengkritik sikapnya yang tidak kooperatif dan merendahkan moderator.
Namun, para jurnalis setuju bahwa panel tersebut perlu diadakan untuk meminta pertanggungjawaban Trump, meskipun sulit untuk memimpin percakapan yang produktif mengingat sikapnya.
Pihak kampanye Harris serta pemerintahan Biden mengkritik keras serangan Trump terhadap identitas ras Harris.