KoranMandala.com – Satu minggu yang lalu, Benjamin Netanyahu berdiri di samping Donald Trump di Florida, tetapi dia tidak memberikan rincian mengenai prospek gencatan senjata terbaru dalam konflik Gaza.
“Saya harap kita bisa mencapai kesepakatan. Waktu yang akan menjawabnya,” kata Netanyahu, dua hari setelah pidato kontroversialnya di hadapan Kongres AS.
Selama kunjungannya ke AS, Netanyahu berhati-hati untuk tidak berkomitmen pada kesepakatan yang diumumkan Biden pada 31 Mei.
Meskipun AS secara terbuka menuntut Hamas menerima rencana tersebut, pemerintah AS juga menyadari bahwa mereka harus mendorong Netanyahu secara pribadi mengatasi keengganannya untuk terlibat dalam gencatan senjata permanen.
Laporan dari AS menunjukkan bahwa pada saat Netanyahu berspekulasi tentang kemungkinan kesepakatan, sebuah bom yang dikendalikan jarak jauh telah diselundupkan ke wisma tamu di Teheran, menargetkan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, yang akhirnya tewas pada Rabu malam.
Menurut New York Times dan CNN, Haniyeh tewas akibat ledakan bom yang dipasang di wisma tempat dia menginap di bawah perlindungan Garda Revolusi Iran.
Iran dan Hamas menuduh Israel atas serangan itu, meskipun Israel tidak mengonfirmasi atau membantah tuduhan tersebut.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang berada di Singapura saat diberi tahu tentang kejadian tersebut, mengaku terkejut.
Israel tidak mengonfirmasi laporan media AS dan tidak merahasiakan niatnya untuk menargetkan pimpinan senior Hamas sebagai balasan atas serangan 7 Oktober. Meskipun Netanyahu tidak mungkin mengetahui detail spesifik dari rencana tersebut saat berbicara di Kongres, dampaknya jelas terlihat.
Pembunuhan tersebut memicu reaksi internasional. Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani, menuduh Netanyahu sabotase mediasi.
Di Washington, juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby menegaskan bahwa proses gencatan senjata belum sepenuhnya runtuh.
Pengamat melihat peristiwa ini sebagai contoh di mana Netanyahu tampak menantang Presiden Biden, yang terus mendukung Israel meskipun ada kritik.
Biden menelepon Netanyahu dua hari setelah pembunuhan itu untuk menegaskan dukungan AS terhadap Israel, meskipun secara terbuka dia menyatakan ketidakpuasan atas situasi tersebut.
Pembunuhan itu memperlihatkan bagaimana pemerintahan Biden kesulitan memanfaatkan hubungan keamanan dengan seorang pemimpin yang tujuannya tidak selalu sejalan, dan yang diduga mendukung lawan politik Biden dalam pemilu AS mendatang.- ***