KoranMandala.com – Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas, mengucapkan kata-kata terakhirnya kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Ismail Haniyeh mengutip Alquran dan berbicara soal kuasa Allah memberi kehidupan dan mencabutnya serta harapan soal kemerdekaan Palestina yang tak akan pernah padam.
“Allah-lah yang menghidupkan dan mematikan. Dan Allah Maha Mengetahui segala perbuatan. Jika seorang pemimpin pergi, maka pemimpin lain akan muncul’,” ucap Ismail Haniyeh, dilansir Aljazirah Arabia, Sabtu 3 Agustus 2024.
Beberapa jam setelah mengucapkan itu di depan Khamenei, ia tewas dalam serangan yang diduga dilakukan Israel di Teheran.
Komentar Haniyeh ini, yang disampaikan dalam pidato di hadapan Khamenei dan disiarkan di televisi, mencerminkan keyakinan Islamis yang mendasari pendekatannya terhadap konflik Palestina-Israel.
Keyakinan ini terinspirasi oleh Sheikh Ahmed Yassin, pendiri Hamas, yang menyerukan jihad melawan Israel pada tahun 1980-an.
Meskipun Yassin dibunuh oleh Israel pada tahun 2004, Hamas tetap berkembang menjadi kekuatan militer yang kuat.
Dalam wawancara tahun 1994, Haniyeh menyatakan bahwa Sheikh Yassin mengajarkan bahwa Palestina hanya dapat direbut kembali melalui perjuangan bersenjata rakyatnya.
Ia menekankan bahwa tidak ada Muslim yang boleh mati di tempat tidur sementara “Palestina” masih diduduki.
Sebagai pemimpin Hamas sejak 2017, Haniyeh terlibat dalam diplomasi internasional, sering berpindah antara Turki dan Qatar untuk menghindari pembatasan perjalanan di Gaza.
Meskipun dikenal sebagai suara moderat dalam diplomasi, Haniyeh juga memainkan peran penting dalam memperkuat kapasitas militer Hamas, dengan memelihara hubungan dengan Iran.
Serangan udara Israel telah menewaskan Haniyeh, menjadikannya pemimpin Hamas ketiga yang dibunuh dalam dua dekade terakhir, setelah Sheikh Yassin dan Abdel-Aziz al-Rantissi.
Namun, pembunuhan pemimpin tidak akan mengakhiri Hamas, yang tetap kuat dan terus melanjutkan perjuangan bersenjatanya melawan Israel.- ***