KoranMandala.com – Serangan udara Israel pada Minggu pagi, 4 Agustus 2024, menewaskan empat orang yang berlindung di sebuah tenda di dalam kompleks rumah sakit di Gaza.
Di sisi lain, seorang warga Palestina menikam dua orang hingga tewas di sebuah kota dekat Tel Aviv.
Insiden ini terjadi di tengah ketegangan yang semakin meningkat antara AS dan Israel terkait kemungkinan gencatan senjata.
Kekhawatiran akan pecahnya perang besar di Timur Tengah meningkat setelah pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, serta wakil pemimpin Hizbullah di Beirut.
Prancis dan Italia telah mengimbau warganya untuk meninggalkan Lebanon, sementara Israel melaporkan adanya gangguan GPS di sekitar Tel Aviv, yang menurut militer Israel adalah upaya untuk mengantisipasi ancaman pesawat tanpa awak dan rudal.
Iran bersumpah akan membalas pembunuhan dua sekutunya tersebut.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa Israel siap menghadapi segala kemungkinan dan akan menuntut “harga yang mahal” untuk setiap upaya pembalasan.
Sementara itu, AS telah mengirim kapal induk dan menggerakkan aset militer lainnya ke wilayah tersebut sebagai dukungan.
Meski AS berjanji mendukung Israel, Presiden Joe Biden mengkhawatirkan bahwa pembunuhan Haniyeh akan mempersulit upaya menghentikan konflik di Gaza.
Biden bahkan terlibat dalam “percakapan sengit” dengan Netanyahu mengenai hal ini.
Di Gaza, serangan udara Israel pada hari Minggu menewaskan 18 orang, termasuk empat orang yang berlindung di halaman rumah sakit al-Aqsa.
Serangan itu terjadi sehari setelah 16 orang tewas dalam serangan udara terhadap pengungsi yang berlindung di sebuah sekolah di Kota Gaza.
Perang Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 39.550 warga Palestina, termasuk banyak wanita, anak-anak, dan orang tua.
Penusukan di Israel terjadi di Holon, dekat Tel Aviv, dan menewaskan dua orang lansia sebelum pelaku ditembak mati oleh polisi.- ***