Semua ini terasa seperti sebuah film Hollywood, dengan peristiwa bencana yang tak pernah terbayangkan.
Kehidupan sebelum perang sangat indah. Hazem Suleiman biasa keluar untuk bersantai, berlatih bersama tim Gaza Sunbirds, dan bersepeda dari perbatasan Rafah di selatan ke perbatasan Erez di utara, sebuah perjalanan sejauh sekitar 55 mil.
Hazem Suleiman menikmati makan di restoran, berenang di laut, dan hidup dengan kebebasan tanpa rasa takut. Namun sekarang, ia telah kehilangan banyak orang yang dicintai.
Kehidupan berubah drastis sejak perang dimulai pada 7 Oktober, dan hal ini sangat mempengaruhi dirinya sebagai pesepeda, dan sebagai penduduk Gaza.
Sebelum perang, rute favorit Hazem Suleiman untuk bersepeda adalah sepanjang jalan pesisir, Jalan Al-Rashid.
Ia biasa bersepeda di sore hari dengan cuaca yang indah, suasana laut yang menenangkan, dan banyak aktivitas di sekitar. Suasana ini selalu memberi ketenangan.
Hazem dan timnya sering menjadi pusat perhatian. Banyak orang berhenti untuk bertanya bagaimana bisa bersepeda dengan satu kaki, banyak juga yang minta berfoto dengannya.
Hazem pernah menjadi binaragawan di pusat kebugaran, dan sudah menjadi atlet sebelum bergabung dengan Gaza Sunbirds.
Hazem bahkan pernah bermain sepak bola untuk tim nasional Palestina sebelum kehilangan kakinya. Ia tertembak di kedua kaki saat ikut dalam protes tahun 2018 di perbatasan Gaza, dan setelah menjalani operasi beberapa kali untuk menyelamatkan kaki, akhirnya kaki kiri Hazem harus diamputasi pada tahun 2021-2022.
Namun, dengan situasi terkini di Gaza, mendapatkan makanan, sayuran, susu, dan telur menjadi sangat sulit, dan jika ada, harganya sangat mahal.