KoranMandala.com -Koalisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra kembali bersatu dalam kontestasi Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Bandung 2024. Koalisi tersebut mengusung pasangan Haru Suandharu dan Dani Wiranata.
Ini menjadi koalisi ketiga kalinya bagi kedua partai, setelah sebelumnya berhasil memenangkan dua kali Pilwalkot Bandung.
Haru Suandharu, calon Wali Kota Bandung dari koalisi PKS-Gerindra, optimis bahwa mereka akan mencetak hattrick kemenangan di Pilwalkot 2024.
“Kalau tidak optimis, mending tidak usah daftar ke KPU. Insya Allah, kami sedang berusaha dan berdoa, mudah-mudahan mendapat hasil terbaik,” ungkap Haru dalam acara Podcast Mandala Talk pada Jumat, 27 September 2024.
Koalisi PKS-Gerindra memiliki dukungan terbesar di parlemen Kota Bandung dengan total 18 kursi. Meski pasangan Haru-Dani belum berada di peringkat teratas dalam hal popularitas dan elektabilitas, Haru percaya kerja keras tim dan kerjasama yang baik akan membuahkan hasil pada waktunya.
“Kita koalisi paling besar. Artinya, kita punya keunggulan dari sisi mesin politik, narasi, dan kompetensi,” tambahnya.
Haru juga menyatakan bahwa perjuangan menuju Pilwalkot 2024 masih berada di tahap awal, dan dengan sisa waktu dua bulan, mereka siap meningkatkan popularitas serta elektabilitas pasangan tersebut.
“Kampanye itu seperti hajatan. Mau besar atau sederhana, yang penting sah menikah. Kami sudah bekerja lama, bukan baru mulai kemarin,” tegasnya.
Sebagai warga Bandung sejak tahun 1984, Haru merasa sangat paham dengan dinamika kota tersebut dan tidak menganggap dirinya sebagai pendatang baru dalam kompetisi ini. “Saya sudah 40 tahun tinggal di Bandung, ini bukan permainan orang-orang baru,” ujarnya penuh keyakinan.
Meski memiliki banyak keunggulan, Haru tidak meremehkan para pesaingnya dalam Pilwalkot. “Semua pesaing berat,” tegasnya. Haru juga menyadari bahwa setiap Pilkada rentan terhadap munculnya kampanye negatif hingga kampanye hitam. Ia bisa memaklumi adanya kampanye negatif sebagai bagian dari perdebatan yang sehat, namun menegaskan bahwa kampanye hitam atau fitnah tidak bisa diterima.
“Kampanye negatif sah, karena itu bagian dari dialektika politik. Tapi kalau kampanye hitam, fitnah, itu tidak sah,” kata Haru.
Ia bahkan menyambut baik perdebatan hangat di media sosial terkait Pilkada, selama masih dalam batas yang wajar. Menurutnya, Pilkada tanpa perdebatan panas bisa jadi indikasi menurunnya partisipasi politik masyarakat atau bahkan jadi tanda meningkatnya apatisme. Namun, Haru tetap waspada terhadap kampanye hitam, baik berupa fitnah maupun hoaks, dan menegaskan bahwa timnya tidak akan terlibat dalam hal tersebut, karena melanggar etika politik.
Dengan segala persiapan dan keyakinan, Haru Suandharu optimistis membawa koalisi PKS-Gerindra meraih kemenangan ketiga di Pilwalkot Bandung 2024.