KoranMandala.com -Soekarno dan Mohammad Hatta beroleh desakan generasi muda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Dua tokoh proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia itu dbawa generasi muda ke Rengasdengklok, Karawang, 16 Agustus 1945, sekitar pukul 4.00.
Calon Wali Kota Bandung Arfi Rafnialdi menyebutkan, peristiwa Rengasdengklok sarat akan sense of urgency. Ketika itu, Indonesia baru ditinggalkan penjajah.
“Kelompok pemuda masa itu mengambil langkah dengan kedaruratan untuk melakukan sesuatu atau sense of urgency,” ucap Kang Arfi saat kegiatan bertajuk Rengasdengklok Project-Menculik Kepala Daerah di Bagi Kopi, Jalan Guntursari Wetan, Kota Bandung, Minggu 29 September 2024.
Pilwalkot Bandung: Pasangan Arfi -Yena Masih Fokus Konsolidasi dan Pemeriksaan Kesehatan
Menilik semangat sense of urgency peristiwa Rengasdengklok, Kang Arfi menyebutkan, pemimpin daerah yang bersih menjadi hal urgen di masa kini. Menjadi pemimpin yang bersih menjadi komitmen Arfi bersama calon Wakil Wali Kota Bandung Yena Iskandar Ma’soem.
Arfi menyampaikan, sejumlah kepala daerah tak sempat menyelesaikan masa jabatannya. Salah satu penyebabnya, kepala daerah itu ditangkap KPK, kemudian terbukti korupsi atau gratifikasi.
“Para kelompok muda saat ini bisa dengan mudah mengakses informasi visi dan misi para pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung. Harapannya, generasi muda bisa mecermati lebih mendalam atas visi dan misi itu. Selain itu, mengambil semangat sense of urgency sebagaimana peristiwa Rengasdengklok, yang untuk saat ini mencari pemimpin bersih,” ucap Kang Arfi.
Kang Arfi turut menyampaikan, pemimpin pun mesti hadir di tengah masyarakat berikut mendengarkan permasalahan-permasalahan. Dia menyampaikan salah satu permasalahan yang mengemuka dari penuturan masyarakat, yakni praktik rentenir atau bank emok.
Bersama Teh Yena, Kang Arfi mamasukkan Kredit Murah Anti Bank Emok dalam daftar janji politiknya. Beriringan dengan upaya membantu masyarakat yang terjerat praktik bank emok, kredit murah itu bertujuan untuk memfasilitasi modal usaha yang lebih aman dan terjangkau bagi masyarakaf.
“Pemimpin mesti sering turun ke rakyat, tak sebatas melihat laporan angka-angka. Di balik angka-angka itu, ada warga-warga. Saat turun, mesti memahami keseharian, serta mengatasi persoalan warga. Itu juga menjadi salah satu poin atas semangat kami,” ucap Kang Arfi.
Kang Arfi mengemukakan poin lain dari semangat visi dan misi pasangan Arfi-Yena, yakni kesediaan dan keterbukaan untuk berkolaborasi. Kolaborasi itu termasuk dengan kalangan muda.
“Pemimpin bersih, turun dan mendengarkan permasalahan di tengah masyarakat, terbuka untuk berkolaborasi menjadi semangat dari visi dan misi Arfi-Yena. Kami yakin, saat poin-poin terpenuhi, kota seperti Bandung yang tak pernah kekurangan aset intelektual menjadi optimal,” ujar Kang Arfi, kemudian beroleh respons riuh dari hadirin kegiatan.
Selain Kredit Murah Anti Bank Emok, pasangan Arfi-Yena menyiapkan sejumlah quick wins atau program percepatan lain. Quick wins itu, yakni Dana PIPPK 150 Juta Per Tahun untuk pemerataan pembangunan dan pemberdayaan warga, penerangan jalan umum untuk Kota
Bandung yang lebih nyaman dan aman, Konseling Gratis di Ruang Nyaman untuk meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan mental.