KoranMandala.com -Muhammad Farhan, Calon Walikota Bandung dari Partai NasDem, menyuarakan komitmennya terhadap Gerakan Restorasi Politik yang menjadi dasar perjuangan partai besutan Surya Paloh tersebut.
Dalam kampanyenya, Farhan menegaskan bahwa restorasi politik adalah inti dari perjuangan seluruh kader NasDem, meski ia mengakui bahwa menjalankan gerakan ini tidak selalu mudah.
Menurut Farhan, saat Partai NasDem berada dalam koalisi pendukung pemerintah, berbagai kemudahan dapat dirasakan. “Waktu kita mendukung pemerintahan Jokowi, semuanya terasa lancar. Enak banget,” ungkapnya beberapa waktu lalu di Jalan AH. Nasution No. 39 Kota Bandung.
Namun, keadaan berubah drastis ketika NasDem memutuskan untuk keluar dari koalisi pendukung pemerintah dan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden. Farhan mengaku, setelah keluar dari koalisi, banyak pintu yang tertutup bagi NasDem.
Meski menghadapi tantangan berat, Farhan menegaskan bahwa Partai NasDem tetap teguh pada prinsip restorasi politik. “Kami harus terus mendukung Pak Anies Baswedan. Kami berjuang tanpa dukungan pemerintah, bahkan anggota dewan harus menyekolahkan sertifikat dan BPKB mereka untuk membiayai kampanye. Sampai sekarang, kami masih mencicil,” jelasnya.
Farhan juga mengungkapkan pengalamannya pribadi saat gagal menjadi anggota DPR RI akibat “operasi politik” dari “Partai Tertentu”. Meski demikian, ia merasa beruntung karena Partai NasDem berhasil mendapatkan kursi di DPRD Kota Bandung dan DPRD Provinsi Jawa Barat.
“Ini artinya, basis massa NasDem sudah kuat. Piramidanya sudah terbentuk,” tambahnya.
Langkah NasDem dalam mengusung pasangan Syaikhu-Ilham di Pilkada Jawa Barat juga dianggap Farhan sebagai wujud nyata dari Gerakan Restorasi Politik. Ia menilai, pasangan ini membawa harapan baru di tengah peta politik yang stagnan.
“Restorasi NasDem adalah memberikan nilai baru, bahkan ketika semua pihak lain sudah jumawa,” ujar Farhan.
Farhan menutup kampanyenya dengan optimisme bahwa Gerakan Restorasi Politik yang diusung oleh Partai NasDem akan terus menjadi jalan perjuangan yang penuh harga diri, meski harus meninggalkan kenyamanan berada di koalisi pemerintah.