KoranMandala.com -Haru Suandharu, calon Wali Kota Bandung, mendengarkan langsung aspirasi dari kalangan millenial dan Gen Z dalam acara “Buka Suara Bongkar Mitos” yang berlangsung di 150 Coffee, Sulaksana, Kota Bandung. Acara yang digelar pada Jumat, 4 Oktober 2024, ini dihadiri ratusan pemuda yang antusias mengisi “Kartu Aspirasi” yang disediakan oleh panitia.
Dalam kesempatan tersebut, Haru menerima berbagai masukan dari generasi muda. Salah satu bahasan yang seru adalah solusi atas masalah kemacetan, parkir liar, penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Bandung.
Merespons masukan dari audiwns, Haru mengajak millenial dan Gen Z untuk melihat permasalahan kemacetan dari sudut pandang yang lebih komprehensif. Menurutnya, kemacetan tidak hanya soal kapasitas jalan, melainkan juga berhubungan erat dengan penataan parkir liar dan PKL.
Tekad Haru Suandharu Meneladani dan Meresonansikan Perjuangan Raden Dewi Sartika
“Kemacetan bukan hanya soal seberapa banyak jalan yang bisa kita sediakan. Solusinya harus terintegrasi, mulai dari pengadaan transportasi publik hingga penataan parkir dan PKL,” ujar Haru. Ia menegaskan pentingnya investasi yang lebih besar pada transportasi publik, yang menurutnya menjadi langkah tak terhindarkan untuk mengurai kemacetan di Kota Bandung.
Lebih lanjut, Haru juga menyampaikan harapannya agar pemimpin berikutnya berani mengambil kebijakan strategis untuk meningkatkan kualitas transportasi publik di kota ini. “Pemkot Bandung tidak bisa sendirian dalam menyelesaikan masalah kemacetan. Diperlukan dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan juga pemerintah pusat,” tambahnya.
Haru pun menyoroti dampak ekonomi yang berkaitan dengan kelancaran lalu lintas. Menurutnya, kondisi jalan yang ramai akibat tingginya aktivitas masyarakat adalah sinyal positif bagi pemerintah daerah. “Kalau jalanan ramai, pajak pun senang karena bisnis, hotel, restoran, dan pertokoan juga ikut bergerak. Saat pandemi, ketika jalan sepi, usaha ikut menurun dan pajak berkurang,” ungkapnya.
Meski demikian, Haru menginginkan agar Kota Bandung dapat menemukan keseimbangan antara kepadatan aktivitas masyarakat dengan kelancaran lalu lintas. “Saya berharap, di masa depan, jalanan Kota Bandung tetap ramai dengan kegiatan warga, tetapi lalu lintasnya bisa tetap lancar setiap hari,” tutup Haru.
Acara ini menjadi wadah penting bagi Haru untuk mendekatkan diri dengan pemuda Kota Bandung, sekaligus mendengar langsung aspirasi dan harapan mereka terhadap masa depan kota yang mereka cintai.