KoranMandala.com -Kantor pemerintah di Kota Bandung kini wajib menjalankan program nol sampah makanan.
Program ini bertujuan untuk mengurangi limbah makanan yang dihasilkan di kantor-kantor pemerintahan.
Dengan demikian, Bandung berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Prakiraan Cuaca Bandung 10 Oktober 2024: Persiapkan Diri Menghadapi Perubahan Cuaca!
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung Jawa Barat (Jabar), berkomitmen melakukan berbagai upaya mengurangi sampah yang dibuang ke TPS hingga TPA
Hal tersebut sebagai salah satu upaya mengurangi ritasi pembuangan sampah ke TPA Sarimukti yang sudah dibatasi awalnya 170 ritasi per hari menjadi 140 ritasi per hari.
Pentingnya program ini tidak dapat diabaikan. Sampah makanan memiliki dampak besar terhadap lingkungan.
Ketika dibuang sembarangan, sampah makanan dapat menghasilkan gas metana, yang berkontribusi pada pemanasan global.
Dengan mengurangi limbah makanan, Kota Bandung berupaya untuk menekan dampak negatif terhadap iklim dan memperbaiki kualitas udara di kota.
Program nol sampah makanan ini telah mulai diterapkan sejak awal tahun ini.
Dengan demikian, seluruh kantor pemerintah di Kota Bandung sudah menerapkan praktik pengelolaan limbah makanan yang lebih baik.
Ini menunjukkan komitmen pemerintah kota dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Sebelumnya, Pemkot Bandung telah memetakan langkah konket yang akan diambil. Hal itu disampaikan pada Rapat Koordinasi bersama Satgas Sampah Provinsi Jabar di Balai Kota Bandung pada Selasa, 8 Oktober 2024.
Rencana Aksi Pengurangan Sampah Beberapa langkah konkret yang akan diambil antara lain;
- Optimalisasi maggotisasi di 151 kelurahan dengan kapasitas pengolahan 350 kilogram sampah per hari di setiap rumah maggot.
- Optimalisasi TPS3R di lima lokasi: Kebon Jeruk, Maleer, Cibatu, Subang, dan Pasar Gedebage, dengan kapasitas 1 ton sampah per hari.
- Pemanfaatan mesin gibrig di tujuh TPS: Panjunan, Babakan Sari, Kobana, Ciwastra, Indramayu, Dago Bengkok, dan Ence Azis.
- Pengoperasian TPST baru di dua lokasi, Tegalega dan Nyengseret.
- Penggunaan teknologi pengolahan sampah di TPST Batununggal.
- Optimalisasi pengelolaan sampah berdasarkan klaster: pendidikan, kesehatan, pusat perbelanjaan, hotel, restoran, perkantoran, pasar, dan tempat ibadah.
- Kerja sama dengan Seskoad dalam pengelolaan sampah.
- Penggunaan mesin motah di beberapa lokasi untuk mempercepat proses pengelolaan sampah. ***