KoranMandala.com -Mantan Gubernur Jawa Barat dua periode, Ahmad Heryawan, menyampaikan dukungan serta dua titipan penting kepada Haru Suandharu, calon Wali Kota Bandung, dalam sebuah acara deklarasi yang digelar di Toko Rabbani, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung. Acara ini dihadiri oleh 41 simpul relawan yang mendukung pasangan calon Haru Suandharu dan Dhani Wirianata.
Ahmad Heryawan, yang akrab disapa Aher, menilai Haru sebagai sosok yang ideal untuk memimpin Kota Bandung. Menurutnya, pengalaman politik dan kepemimpinan Haru sangat mumpuni, serta pemahaman mendalam terhadap permasalahan yang dihadapi kota berjuluk Paris Van Java ini menjadikan Haru calon yang tepat.
“Pengalaman politik Haru dan keterlibatannya dalam pembangunan Kota Bandung adalah aset berharga untuk kepemimpinan di masa depan,” ungkap Aher di Bandung beberapa waktu lalu.
Haru Suandharu: Stabilitas Ekonomi dan Penataan Pasar Kaget Prioritas Kota Bandung
Aher menegaskan bahwa Haru bukanlah figur baru di dunia politik Kota Bandung. Ia telah menjabat sebagai Ketua DPD PKS Kota Bandung, anggota DPRD Kota Bandung selama dua periode, serta anggota DPRD Jawa Barat mewakili wilayah Bandung dan Cimahi. Hal ini membuat Haru sangat memahami dinamika kota dan siap menghadapi berbagai tantangan.
“Haru menguasai konsep pembangunan kota dan teknis pelaksanaannya, serta memiliki kemampuan mengelola birokrasi dengan baik. Ini modal besar yang dibutuhkan seorang pemimpin Kota Bandung saat ini,” tegas Aher.
Dalam kesempatan tersebut, Aher menitipkan dua hal penting kepada Haru jika terpilih menjadi Wali Kota Bandung. Pertama, ia berharap ada peningkatan layanan kesehatan bagi warga. Kedua, penataan kota perlu ditingkatkan agar berdampak pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
“Kesehatan harus ditingkatkan, begitu juga kerapihan kota. Kota yang tertata dengan baik akan berdampak positif pada perbaikan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” kata Aher.
Menanggapi hal tersebut, Haru Suandharu, yang merupakan calon Wali Kota Bandung nomor urut 2, menyatakan siap menjawab harapan Aher. Ia menjelaskan pentingnya perbaikan tata kota yang seimbang dengan konversi lahan, terutama untuk memastikan ruang terbuka hijau (RTH) dan fasilitas sosial (fasos) serta fasilitas umum (fasum) yang memadai.
“Pemerintah harus memenuhi kewajiban penyediaan 10 persen kawasan ruang terbuka hijau dan 20 persen untuk kepentingan publik,” jelas Haru.
Haru juga menegaskan pentingnya mengalokasikan APBD untuk pembelian lahan yang dapat dijadikan fasos dan fasum. Menurutnya, fasilitas-fasilitas ini sangat penting bagi kesejahteraan warga Kota Bandung di masa depan.