KoranMandala.com -Menjelang Pilkada Provinsi Jawa Barat (Jabar) 2024, hasil survei terbaru dari Center for Economics and Development Studies (CEDS) FEB Universitas Padjadjaran, Koalisi Untuk Energi Bersih (KUTUB) Jabar, dan Indonesia Cerah menunjukkan bahwa isu transisi energi dan dampak perubahan iklim mulai menjadi pertimbangan pemilih Jabar.
Temuan ini dinilai sebagai dokumen strategis yang penting bagi calon gubernur (Cagub) dan wakil gubernur (Cawagub), serta penyelenggara pemilu.
Kesadaran Masyarakat Meningkat
Survei ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan di enam wilayah Kabupaten/Kota di Jabar, dengan rentang waktu 19-30 Agustus 2024. Sebanyak 93,8% responden mengakui bahwa cuaca semakin tidak menentu, dengan banyak yang merasakan dampak krisis iklim, khususnya terhadap kesehatan dan ekonomi. Isu ini kini menjadi salah satu faktor dalam menentukan pilihan politik.
Sebagian besar responden juga mendukung langkah pemerintah dalam mempercepat transisi energi, dengan 53,3% responden menyetujui penggunaan anggaran daerah untuk pengembangan energi terbarukan.
Kurangnya Informasi dari Calon Pemimpin
Namun, survei tersebut juga menemukan bahwa mayoritas responden (69,2%) belum mengetahui program-program lingkungan yang diusung para calon gubernur terkait transisi energi dan perubahan iklim. Dr. Viktor Pirmana, Peneliti CEDS, mengatakan bahwa temuan ini menjadi acuan penting bagi calon pemimpin Jabar untuk merumuskan kebijakan yang lebih berkelanjutan.
“Isu transisi energi dan krisis iklim perlu menjadi agenda prioritas dalam kampanye politik, terutama karena masyarakat sudah mulai khawatir dengan dampaknya,” ujar Agung Budiono, Direktur Eksekutif Indonesia CERAH.
Dukungan dari Generasi Muda dan Pendapat Para Ahli
Generasi muda yang menjadi responden mayoritas mendukung pelaksanaan program daur ulang sampah dan pelarangan plastik sekali pakai. Selain itu, para ahli yang terlibat dalam survei menekankan pentingnya mempercepat penggunaan energi terbarukan di Jabar, termasuk pensiun dini PLTU Batubara guna mengurangi emisi.
Dadan Ramdan, peneliti dari KUTUB, mengungkapkan bahwa survei ini memberikan dasar bagi calon pemimpin untuk melibatkan masyarakat dalam tata kelola energi yang lebih adil dan berkelanjutan. “Kami mendorong penyelenggara pemilu untuk mengadakan debat terkait isu ini, karena relevansinya sudah mulai dirasakan oleh pemilih,” katanya.
Kesimpulan
Survei ini menegaskan bahwa isu transisi energi dan perubahan iklim akan memegang peran penting dalam Pilkada Jabar 2024. Masyarakat semakin sadar akan dampak perubahan iklim, dan para calon pemimpin diharapkan untuk menyusun kebijakan yang konkret guna mengatasi tantangan lingkungan di masa depan.