KoranMandala.com -Calon Wali Kota Bandung nomor urut 4, Arfi Rafnialdi, melaksanakan kegiatan blusukan bertajuk Mapay Lembur 40 Jam Bersama Warga di Kecamatan Bojongloa Kaler selama dua hari, pada 18-19 Oktober 2024. Dalam kegiatan tersebut, Arfi mengklaim telah berjalan sejauh 26 ribu langkah dan berjabat tangan dengan 1.111 warga setempat.
“Tak kurang dari 26 ribu langkah kaki, saling berjabat tangan, berbincang, serta mendengar harapan dan aspirasi 1.111 warga,” kata Arfi dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi. Ia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, termasuk tim relawan dan masyarakat Bojongloa Kaler, yang menyambut hangat kedatangannya.
Arfi menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kecintaan dan kepeduliannya terhadap warga Kota Bandung. Setiap langkah yang diambil, menurutnya, didorong oleh komitmen untuk mewujudkan masa depan Bandung yang lebih baik. Bersama pasangannya, Yena Iskandar Ma’soem, Arfi bertekad memperjuangkan gagasan pembangunan dan menanggulangi berbagai persoalan yang dihadapi kota.
Arfi Rafnialdi Berdialog dengan Emak-emak di Jatihandap, Bahas Pemberdayaan Ekonomi
Selama kegiatan, Arfi melihat secara langsung berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari keamanan, kondisi ekonomi, sosial, hingga masalah lingkungan dan tata kota. Ia juga menyaksikan semangat warga yang turut serta dalam menjaga kenyamanan wilayahnya masing-masing.
“Saya bertemu dengan berbagai cerita, mulai dari tindak kriminal hingga ibu-ibu yang tengah berurusan dengan bank emok. Ini semua memberi gambaran nyata tentang apa yang dibutuhkan warga,” ungkapnya. Selain itu, Arfi juga sempat menonton pertandingan Persib melawan Persebaya bersama warga sambil mendengarkan aspirasi mereka mengenai pengaktifan kembali Program Inovasi Pembangunan dan Pengembangan Kewilayahan (PIPPK).
Arfi Rafnialdi dan Yena Iskandar Ma’soem berkomitmen menghidupkan kembali PIPPK dengan alokasi anggaran sebesar Rp 150 juta per RW per tahun, serta memperbaiki mekanisme agar program tersebut lebih efektif dan sesuai kebutuhan wilayah. Mereka juga berencana mengalokasikan dana khusus untuk penanganan dan pengelolaan sampah di setiap RW, serta menyesuaikan insentif bagi ketua RT dan RW—masing-masing menjadi Rp 750 ribu dan Rp 1 juta.
Selain itu, pasangan ini berkomitmen untuk memperkuat peran PKK dan posyandu melalui dukungan anggaran pelatihan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pembangunan di tingkat RW. Arfi berharap, melalui kebijakan ini, kesejahteraan dan kenyamanan masyarakat Kota Bandung akan semakin terjamin.