KORAN MANDALA –Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung sukses menyelenggarakan Debat Publik Perdana bagi Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung Tahun 2024 pada Rabu malam di Sudirman Grand Ballroom, Kota Bandung, Rabu 30 Oktober 2024. Debat yang berlangsung mulai pukul 21.00 hingga 23.00 WIB ini menjadi ajang strategis bagi para calon untuk memaparkan visi, misi, dan program unggulan mereka, dengan tujuan memperkenalkan ide-ide mereka kepada masyarakat Kota Bandung.
Pemaparan Visi dan Misi Calon
Keempat pasangan calon menggunakan sesi awal debat untuk menyampaikan visi dan misi, memberikan pandangan tentang arah pembangunan Kota Bandung di masa depan.
Dukung Haru-Dhani di Pilwalkot Bandung, Pakar IT ITB Sumbang Robot WhatsApp
Pasangan Dandan Riza Wardana dan Arif Wijaya berfokus pada menjadikan Bandung sebagai kota jasa yang agamis, sejahtera, inovatif, dan kolaboratif. Mereka menawarkan solusi untuk masalah transportasi dengan program “Bandung Link,” yang menghubungkan transportasi antarmoda demi mengurangi kemacetan. Untuk isu sampah, mereka mengusulkan program “Waste to Value,” yaitu teknologi yang mengubah sampah menjadi nilai ekonomi. Selain itu, mereka berkomitmen membentuk lembaga penanggulangan bencana yang tangguh hingga tingkat kecamatan dan melakukan audit tata ruang kota.
Pasangan Haru Suandharu dan Dani Wiranata memiliki visi menjadikan Bandung sebagai kota kreatif bertaraf internasional yang maju, agamis, dan berkelanjutan, dengan orientasi menuju Indonesia Emas pada 2045. Haru menyoroti pentingnya program PIPPK untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang lebih selektif dengan anggaran antara Rp100 juta hingga Rp250 juta per proyek. “Kami ingin mewujudkan kota yang bersih dan melibatkan masyarakat secara aktif, mulai dari tingkat RW,” ujarnya.
Dani Wiranata menambahkan bahwa dengan pengalamannya sebagai sekretaris Prabowo Subianto, ia akan memastikan perhatian dan dukungan pemerintah pusat untuk Bandung, terutama dalam pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Pasangan Muhammad Farhan dan Haji Erwin membawa konsep kepemimpinan yang dekat dengan masyarakat. Menurut mereka, wali kota dan wakil wali kota harus seperti “hansip” yang selalu hadir di tengah masyarakat. Dengan visi “Bandung Unggul, Tangguh, Amanah,” mereka menyoroti pentingnya pembangunan yang berfokus pada manusia, aksesibilitas, dan kesadaran masyarakat untuk menciptakan Bandung yang inklusif. Mereka berpendapat bahwa pembangunan harus melibatkan perbaikan infrastruktur dan lingkungan, yang manfaatnya dapat dirasakan baik oleh warga Bandung maupun masyarakat di luar kota.
Pasangan Arfi Rafnialdi dan Yena Masoem menekankan tantangan kepadatan penduduk Bandung, yang telah meningkat sepuluh kali lipat sejak kota ini didirikan. “Bagaimanapun padatnya, Bandung adalah rumah kita untuk tinggal, bermain, dan bekerja. Kami akan wujudkan Bandung yang lebih nyaman dan indah,” ujar Arfi. Selama empat bulan berkeliling kota, Arfi mengaku menemukan berbagai permasalahan di lapangan, dari jalanan, pasar, hingga pemukiman warga. “Semua tantangan ini kita hadapi dengan cinta dan optimisme bahwa Bandung bisa menjadi lebih baik.”
Pasangan ini membayangkan Bandung yang nyaman, di mana warganya dapat beraktivitas dengan lancar, lingkungannya lebih sejuk dan asri, serta memiliki lebih banyak lapangan pekerjaan dan peluang usaha.
Dengan gagasan dan program dari masing-masing pasangan calon, masyarakat Bandung kini memiliki berbagai pilihan visi dan arah pembangunan kota yang dapat dijadikan referensi dalam menentukan pemimpin mereka pada Pilkada 2024.