KORAN MANDALA -Debat calon Wali Kota Bandung 2024 dinilai masih kurang menarik dan cenderung membosankan oleh Dr. Affan Sulaeman, pakar ilmu politik dari FISIP Universitas Padjadjaran. Menurut Dr. Affan, isu-isu yang diangkat para kandidat tidak menunjukkan inovasi dan cenderung berulang, seperti kemacetan lalu lintas, transportasi publik, penanganan sampah, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
“Ini menunjukkan bahwa Wali Kota sebelumnya belum mampu menangani masalah dasar kota secara tuntas,” ujar Dr. Affan kepada wartawan di Bandung pada Kamis 31 Oktober 2024. Menurutnya, masalah-masalah tersebut harusnya sudah terpecahkan, bukan menjadi bahan diskusi yang terus-menerus di setiap pemilihan.
Ia juga menyoroti kurangnya kebijakan yang komprehensif dari para kandidat untuk menjawab tantangan Kota Bandung. “Seharusnya, ada rancangan program yang jelas, termasuk bagaimana aparatur pelaksana mendukung kebijakan tersebut dan berapa anggaran dari APBD yang akan dialokasikan,” kata Dr. Affan.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung yang berkisar antara 7-8 triliun rupiah menurutnya tidak memungkinkan bagi kandidat untuk memberikan janji yang berlebihan. Pasalnya, hampir 50 persen dari dana tersebut habis untuk belanja pegawai, sehingga alokasi untuk investasi pembangunan sangat terbatas.
Dr. Affan juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan pihak ketiga serta keterlibatan talenta lokal dan partisipasi warga Bandung dalam pembangunan kota. Partisipasi ini, menurutnya, bukan hanya soal pemikiran tetapi juga keterlibatan tenaga dan dana masyarakat.
“Bandung harus menjadi kota percontohan yang responsif dan demokratis di Indonesia, dengan warga yang bahagia dan terlibat aktif,” pungkasnya.