KORAN MANDALA -Pasangan Arfi Rafnialdi dan Yena Iskandar Ma’soem, siap membangun pemerintahan kolaboratif di Kota Bandung. Komitmen ini disampaikan pada Debat Publik Perdana Pemilihan Wali Kota Bandung, Rabu 30 Oktober lalu.
Pasangan calon nomor urut 4 ini menegaskan pentingnya kolaborasi dengan semua pihak. Mereka siap bekerja sama dengan tokoh dan komunitas lokal demi kemajuan kota. Tema debat ini adalah “Tantangan Masa Depan Kota Bandung: Inovasi Tata Kelola, Keberlanjutan Lingkungan, dan Tata Ruang Efisien.”
Di bidang tata kelola pemerintahan, Arfi menekankan pentingnya teladan dari pemimpin. Pasangan ini berencana memberlakukan sistem penilaian kinerja ASN setiap bulan. Tujuannya untuk menjaga akuntabilitas dan meningkatkan profesionalisme.
Arfi-Yena Siapkan Solusi Banjir Bandung, Tanam 2,5 Juta Pohon dan Bangun Kolam Retensi
“Kami yakin ASN Bandung berintegritas dan profesional. Kami bantu dengan sistem penilaian berkala,” kata Arfi dalam keterangan tertulis, Jumat 1 November 2024. ASN yang menunjukkan kinerja baik akan mendapat tunjangan berbasis pencapaian.
Mencegah Korupsi
Arfi dan Yena juga berencana melibatkan KPK dalam pencegahan korupsi. Mereka bekerja sama dengan aparat hukum untuk pengawasan tata kelola.
Di bidang lingkungan, pasangan ini berencana menanam 2,5 juta pohon. Mereka juga ingin memperbanyak kolam retensi di Kota Bandung. Hal ini untuk meminimalkan risiko banjir dan menambah sumber air bersih.
Pasangan ini akan mendukung pembangunan waduk di cekungan Bandung. Beberapa lokasi yang dipilih adalah hulu Sungai Cikapundung dan Citepus.
Arfi dan Yena ingin bekerja sama dengan tokoh lokal, seperti Sariban dan Herman Sukmana. Contoh keberhasilan pengelolaan sampah adalah RW 7 Kelurahan Kebon Pisang.
RW 7 Kebon Pisang meraih penghargaan Proklim Lestari dari KLHK pada Oktober 2023. Penghargaan ini diberikan karena keberhasilan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Keseimbangan Tata Ruang
Di bidang tata ruang, Arfi dan Yena menekankan keseimbangan antara permukiman dan usaha. Mereka ingin agar aktivitas usaha tidak mengganggu kenyamanan warga.
“Area permukiman tetap nyaman, namun usaha juga perlu ruang sesuai aturan,” ujar Arfi.
Arfi dan Yena optimis bisa membawa perubahan untuk Bandung. Mereka akan bekerja sama dengan semua elemen masyarakat.