KoranMandala.com – Stunting masih menjadi tantangan besar bagi pemerintah yang perlu diselesaikan untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Hingga saat ini, prevalensi stunting di Indonesia masih jauh dari target yang ditetapkan, yaitu 14 persen pada tahun 2024.
Hal ini tentunya menjadi tanggung jawab tambahan bagi pemerintah untuk terus berupaya menurunkan angka prevalensi stunting.
Kang Arfi: Kreativitas Anak Muda Kota Bandung Harus Terwadahi
Kondisi serupa juga terlihat di Kota Bandung, di mana prevalensi stunting pada tahun 2024 masih mencapai 16,3 persen, yang berarti masih 2,3 persen di atas target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Isu ini mendapat perhatian serius dari Calon Walikota Bandung nomor urut 2, Haru Suandharu. Ia menilai bahwa selama ini belum ada langkah konkret yang menjadi prioritas dalam penanganan stunting.
Ke depan, di bawah kepemimpinannya, ia berkomitmen untuk melakukan intervensi aktif dari pemerintah guna menekan prevalensi stunting, dengan harapan menjadikan Kota Bandung bebas dari stunting baru.
“Kami ingin program penanganan stunting ini benar-benar menjadi salah satu prioritas, karena Bandung adalah kota yang sejahtera dan tidak seharusnya ada warga yang mengalami stunting. Intervensi nyata dari pemerintah sangat diperlukan,” ujarnya pada Minggu 3 November 2024.
Hapus Stigma ‘Gotham City’ Haru Suandharu Mau Kembalikan Kota Bandung Jadi Paris Van Java
Lebih lanjut, Haru menjelaskan bahwa ia menemukan puluhan anak yang berisiko stunting di Kecamatan Cinambo yang tidak mendapatkan perhatian yang memadai dari pemerintah kota.
“Di Cinambo, terdapat sekitar 70 anak yang berisiko stunting, dan mereka telah berusaha melakukan intervensi sendiri melalui jaringan yang ada, termasuk dari perguruan tinggi dan sektor swasta untuk menyediakan makanan bergizi. Namun, tentu saja ada keterbatasan jika hanya mengandalkan masyarakat atau perguruan tinggi, sehingga mereka meminta pemerintah untuk lebih fokus membantu masyarakat dalam mengatasi masalah ini,” jelasnya.
Ia bertekad untuk terus berusaha mengatasi masalah stunting di Kota Bandung, karena kualitas sumber daya manusia yang baik merupakan faktor penentu kemajuan kota yang dikenal sebagai Paris Van Java.
“Suatu hal dapat disebut sebagai prioritas jika dapat diukur, bukan? Pengukuran tersebut dapat dilihat dari nama program prioritas, kebijakannya, besaran anggarannya, serta pihak yang melaksanakannya. Semua itu harus jelas agar ketika melakukan pengukuran, kita dapat dengan mudah mengetahui apa yang belum tercapai dan langkah-langkah yang akan kami ambil,” tutupnya. ***