KoranMandala.com -Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat, Daddy Rohanady, menyoroti berbagai kontroversi yang melingkupi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati sejak awal pembangunan. Menurut Daddy, bandara yang diharapkan menjadi kebanggaan Jawa Barat ini terus menghadapi tantangan, terutama terkait performa dan biaya operasional.
“Kalau bicara soal BIJB Kertajati, ini adalah bandara kebanggaan Jawa Barat. Dari sisi luas, BIJB hanya sedikit di bawah Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng. Namun, dari segi fungsi, masih jauh,” ujar Daddy dalam acara Mandala Talk di Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Bandung, Jumat 8 November 2024.
Daddy: Dulu Bisa Perbaiki 31.000 Rutilahu, Masa Sekarang 2.600 Saja Tidak Selesai?
Menurut Daddy, performa BIJB hingga kini masih tergolong buruk. Setiap bulan, APBD Jawa Barat harus menanggung kekurangan biaya operasional BIJB sebesar Rp 1 miliar. Daddy menjelaskan bahwa anggaran tambahan untuk bandara ini telah disepakati melalui penyertaan modal sebesar Rp 50 miliar di APBD Murni 2025. Sebelumnya, di APBD Perubahan 2024, DPRD Jawa Barat juga menyetujui penyertaan modal sebesar Rp 52 miliar untuk BIJB.
“Ini sudah dua kali, berturut-turut di APBD Perubahan 2024 dan APBD Murni 2025, kami terpaksa mengalokasikan dana untuk menyelamatkan BIJB sebagai kebanggaan Jawa Barat,” jelasnya.
Daddy menjelaskan, DPRD Jawa Barat berharap BIJB Kertajati dapat menjadi motor penggerak ekonomi Jawa Barat. Menurutnya, semangat untuk menjadikan Kertajati sebagai pusat ekonomi berasal dari aspirasi para senior yang turut mengawal pendirian bandara tersebut.
“Kami ingin agar spirit Kertajati sebagai pengungkit ekonomi tetap terjaga. Itulah warisan semangat yang kami pegang dari senior-senior terdahulu,” tutup Daddy.