KoranMandala.com –Fenomena pungutan liar (pungli) dan parkir liar merupakan masalah serius yang sering dikeluhkan oleh masyarakat Kota Bandung. Namun, permasalahan ini tidak hanya berkaitan dengan penegakan hukum, melainkan juga melibatkan aspek sosial dan ekonomi yang kompleks.
Diketahui secara umum, keberadaan pungli dan parkir liar sering kali melibatkan individu yang mengaku sebagai bagian dari organisasi masyarakat (ormas) tertentu. Keterlibatan mereka sebagian besar disebabkan oleh sulitnya akses terhadap lapangan pekerjaan.
Menanggapi isu ini, calon Wali Kota Bandung nomor urut 2, Haru Suandharu, mengemukakan strategi dan langkah konkret untuk mengurangi pungli dan parkir liar.
Doel Sumbang Dukung Haru-Dhani di Pilwalkot Bandung 2024, Minta 3 Syarat Dipenuhi
Ia menyatakan bahwa langkah strategis yang perlu diambil ke depan adalah dengan membuka lebih banyak kesempatan kerja serta meningkatkan keterampilan masyarakat.
“Mungkin ada keterbatasan keterampilan di antara mereka, sehingga kita perlu memberikan pendampingan agar mereka memiliki kemampuan untuk mencari usaha yang halal dan baik,” ungkap Haru seperti dikutip Koran Mandala dari akun instagram @harusuandharu
Meskipun demikian, Haru juga tidak menutup kemungkinan untuk melakukan tindakan tegas terhadap praktik pungli dan parkir liar, terutama jika tindakan tersebut mengarah pada kriminalitas.
“Jika sudah bersifat kriminal, kita harus bertindak tegas. Negara tidak boleh kalah oleh premanisme,” tegas Haru.
Lebih lanjut, Haru menjelaskan rencananya untuk menciptakan 100 ribu wirausaha baru di Bandung. Ia menyadari bahwa pelatihan dan pendampingan usaha tidak boleh hanya bersifat seremonial tanpa adanya tindak lanjut.
“Banyak anak muda yang kritis mengatakan bahwa pelatihan saja tidak cukup. Kita harus memastikan ada tindak lanjut setelah pelatihan. Ini menjadi catatan penting bagi kita,” tambahnya.
Dalam upaya mendorong penciptaan wirausaha baru, ia berencana untuk bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) serta Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).
Menurut Haru, kolaborasi dengan para pengusaha berpengalaman akan sangat membantu dalam memberikan mentoring yang efektif bagi calon wirausahawan baru di Bandung.
Tentu saja, yang diperlukan tidak hanya pelatihan, tetapi juga kemudahan dalam proses perizinan, dukungan promosi, serta bantuan modal. Kita tidak ingin generasi muda hanya menjadi peserta pelatihan tanpa adanya kesempatan nyata untuk berkembang, ungkapnya.
Haru berharap, dengan langkah-langkah konkret ini, masalah pungutan liar dan parkir ilegal di Bandung dapat diminimalisir, sementara masyarakat juga dapat lebih sejahtera melalui terbukanya peluang usaha yang produktif dan berkelanjutan. ***