KoranMandala.com -Pilkada serentak 2024 telah selesai dilaksanakan pada 27 November 2024 dengan catatan keberhasilan teknis. Namun, Mantan Anggota DPR RI Syarif Bastaman menilai kualitas demokrasi Indonesia justru mengalami penurunan signifikan.
“Penurunan kualitas demokrasi disebabkan oleh pengaruh uang dalam pemilu yang sangat signifikan,” ujar Syarif dalam diskusi publik di Ballroom The Grand Preanger Hotel, Bandung, Selasa 3 Desember 2024.
Ia menilai tingginya biaya politik menjadi salah satu faktor utama yang merusak demokrasi di Indonesia. Biaya politik yang besar memberikan peluang bagi elite ekonomi untuk mengendalikan politik melalui kekayaan mereka.
Teh Aanya Siap Berkolaborasi Wujudkan Pilkada Serentak Damai dan Demokratis di Jawa Barat
“Celakanya, politik kita menjadi pemborosan besar tanpa dampak positif bagi rakyat,” tegas Syarif.
Syarif juga mengkritik maraknya praktik jual beli suara yang tidak mampu ditangani oleh Bawaslu.
“Praktik ini berakar pada sistem daftar terbuka dan kelemahan partai politik di tanah air,” tambahnya.
Syarif menyerukan evaluasi sistem pemilu guna menekan biaya politik yang dinilai terlalu tinggi.
“Kita perlu meninjau ulang sistem pemilu untuk memperbaiki kesehatan politik di Indonesia,” katanya.
Syarif menyarankan pendanaan partai politik melalui APBN seperti yang diterapkan di negara-negara maju.
“Biayanya lebih murah, hanya Rp30 triliun per tahun, dibanding membangun IKN Rp140 triliun,” jelasnya.
Pendanaan ini diharapkan membuat politisi fokus pada rakyat, bukan kepentingan pemilik modal.
“Politik dan ekonomi seharusnya maju bersama, tetapi tetap berjalan di jalurnya masing-masing,” tutupnya.