Selasa, 4 Februari 2025 23:52

KoranMandala.com -Kelangkaan gas LPG 3 kg atau yang dikenal sebagai “gas melon” kembali menjadi sorotan di Kota Bandung. Warga mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas subsidi tersebut di pasaran,.

Menanggapi kondisi ini, Anggota Komisi IV DPRD Kota Bandung, Soni Daniswara, mendesak pemerintah untuk segera turun tangan agar permasalahan tidak semakin berlarut-larut.

Menurut laporan dari berbagai wilayah di Bandung, banyak warga yang kesulitan mendapatkan gas 3 kg dalam beberapa hari terakhir.

Masyarakat Antri Membeli Gas Melon Karena Tidak dijual di Pengecer

“Kelangkaan gas 3 kg ini sangat berdampak dan dirasakan langsung oleh masyarakat luas. Banyak warga yang bingung mencari gas, padahal mereka sangat membutuhkannya untuk kebutuhan sehari-hari,” ujar Soni kepada Koranmandala Selasa 4 Februari 2025.

Politisi dari PKB itu menegaskan bahwa kebijakan pemerintah yang pro-rakyat seharusnya diimbangi dengan regulasi yang tepat agar tidak menimbulkan masalah baru.

Jika distribusi dan pengawasan tidak dilakukan dengan baik, dikhawatirkan kelangkaan ini akan terus berulang dan membebani masyarakat kecil.

Soni menekankan pentingnya langkah cepat dan strategis dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Menurutnya, koordinasi antara pemerintah daerah, Pertamina, serta agen dan pangkalan gas harus diperkuat agar distribusi gas subsidi tetap lancar.

“Saya harap pihak terkait bisa secepatnya menyelesaikan permasalahan ini. Jangan sampai masyarakat terus mengalami kesulitan hanya untuk mendapatkan gas yang seharusnya mudah diakses,” tegasnya.

Selain itu, Soni juga meminta adanya pengawasan ketat terhadap distribusi gas 3 kg agar tepat sasaran. Ia menilai, salah satu penyebab kelangkaan bisa jadi karena adanya kebocoran distribusi atau permainan spekulan yang menimbun gas untuk dijual dengan harga lebih tinggi.

“Pemerintah harus menindak tegas jika ada pihak yang mempermainkan distribusi gas melon ini. Jangan sampai subsidi yang seharusnya untuk masyarakat kecil justru dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab,” tambahnya.




Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Penulis
Exit mobile version