KoranMandala.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke kawasan permukiman di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, Kabupaten Bandung, Senin (3/3/2025). Dalam sidak tersebut, ditemukan sejumlah rumah warga yang membuang limbah rumah tangga langsung ke badan sungai.
Temuan ini menegaskan bahwa pencemaran Sungai Citarum tidak hanya disebabkan oleh limbah industri, limbah peternakan, dan sampah, tetapi juga oleh limbah rumah tangga.
Padahal, Sungai Citarum menjadi sumber utama air untuk berbagai sektor, termasuk pertanian, perkebunan, peternakan, pembangkit listrik, serta penyediaan air minum hingga ke Jakarta.
30 Akun FF Sultan Gratis Hari Ini 3 Maret 2025, Buruan Login Sekarang!
Menanggapi kondisi tersebut, Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan akan mengambil langkah tegas dengan menertibkan bangunan yang membuang limbah rumah tangga ke sungai.
“Saya meminta Bupati mendata seluruh bangunan di wilayahnya yang membuang limbah rumah tangga ke sungai untuk ditertibkan. Sekaligus nanti akan dibuat program pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal,” ujarnya.
Selain ke permukiman warga, sidak juga dilakukan ke Oxbow Cicukang di Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. Di lokasi ini, Gubernur menemukan tumpukan sampah yang memenuhi permukaan sungai sepanjang sekitar 500 meter.
Menurutnya, sumber sampah diduga berasal dari permukiman Kota Bandung dan Kabupaten Bandung, serta aktivitas Pasar Caringin dan Cigondewah. Untuk mengatasi masalah ini, pihaknya akan memindahkan tempat pembuangan sementara (TPS) kedua pasar tersebut agar tidak berdekatan dengan aliran sungai.
“Di setiap jembatan juga akan dipasang jeruji besi penjaring sampah dan disiagakan petugas yang piket 24 jam. Kalau hujan, mereka harus turun ke lapangan. Soal biaya, nanti akan disiapkan dari APBD,” tegasnya.
Gubernur Dedi Mulyadi juga mengimbau masyarakat agar tidak lagi membuang sampah ke sungai. Menurutnya, kebiasaan buruk ini hanya akan menambah beban kerja pemerintah dalam membersihkan sungai yang terus tercemar.
“Kita tidak perlu terus-menerus mengeluarkan energi hanya untuk mengurus sampah yang terjadi berulang kali. Apalagi, air dari Citarum menjadi sumber air bersih bagi PDAM,” pungkasnya.