Koran MandalaDPRD Jawa Barat (Jabar) menyoroti permasalahan infrastruktur jalan yang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar periode 2024-2029. Masalah ini dinilai menghambat laju ekonomi masyarakat dan membutuhkan perhatian serius dari Pemprov Jabar.

Anggota Komisi IV DPRD Jabar, Daddy Rohanady, mengungkapkan bahwa penanganan jalan dan jembatan di Jabar masih belum optimal. Jalan provinsi sepanjang 2.360,58 km, menurutnya, sekitar 50% sudah melewati umur rencana teknisnya dan harus direkonstruksi.

“Jika hanya dilakukan pemeliharaan rutin, kita seperti menunggu bom waktu,” ujar Daddy dalam keterangannya, Rabu 1 Maret 2025.

Daddy Rohanady Dukung Kebijakan Dedi Mulyadi dalam Menjaga Lingkungan Hidup

Menurutnya, jalan yang baik akan memperlancar mobilitas masyarakat dan distribusi barang, yang pada akhirnya berdampak positif bagi perekonomian daerah.

Selain itu, Daddy juga menyinggung sektor pertanian, di mana Jabar masih menjadi lumbung padi nasional. Namun, alih fungsi lahan menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan di daerah tersebut.

“Seberapa kuat Jabar membendung alih fungsi lahan? Seberapa siap ketersediaan benih, pupuk, teknologi, dan irigasi?” tanyanya.

Masalah irigasi juga menjadi perhatian, karena berpengaruh terhadap produktivitas pertanian. Saat ini, indeks pertanaman di Jabar masih di bawah angka 2, yang berdampak pada kesejahteraan petani.

“Kesejahteraan petani di Jabar belum menjanjikan, terlihat dari nilai tukar petani (NTP) yang masih lebih rendah dibandingkan nasional,” kata Daddy.

Ia menambahkan, jika masalah ini tidak segera ditangani, regenerasi petani akan semakin sulit, mengingat rata-rata usia petani saat ini sudah di atas 40 tahun.

Daddy berharap Gubernur Jabar terpilih, Kang Dedi Mulyadi (KDM), segera mengambil langkah strategis dalam menangani permasalahan infrastruktur dan pertanian ini agar Jabar tetap berperan penting dalam perekonomian nasional.




Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Penulis
Exit mobile version