Koran Mandala -Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan berbagai masalah pertanian kepada Presiden Prabowo Subianto.
Masalah utama pertanian di Jabar adalah tanah jenuh, harga pestisida mahal, dan alih fungsi lahan.
Dedi menyoroti Kabupaten Bekasi sebagai wilayah yang nyaris kehilangan lahan persawahannya. Pernyataan itu ia sampaikan kepada Prabowo dalam acara Panen Raya di Majalengka, Senin 7 April 2025.
Dedi Mulyadi: Potong Dana Sopir Angkot Itu Tindakan Premanisme Nyata
Menurut Dedi, ekstensifikasi lahan di Jawa Barat hanya mimpi belaka. Sementara itu, di provinsi lain lahan pertanian justru terus bertambah setiap tahunnya.
Solusi yang dilakukan Pemprov Jabar adalah menerbitkan Perda Tata Ruang baru. Perda tersebut melarang alih fungsi lahan pertanian untuk kepentingan apa pun.
Namun, perubahan tata ruang di tingkat kabupaten/kota membutuhkan waktu sangat lama. “Perubahan tata ruang butuh waktu lima tahun,” ujar Dedi Mulyadi menjelaskan.
Dedi juga menyoroti persoalan sistem perizinan terpusat milik pemerintah pusat, yaitu OSS. Melalui OSS, izin usaha tetap bisa keluar meski berada di lahan pertanian.
“Jika di tata ruang diperbolehkan, pusat tetap keluarkan izin,” jelas Dedi.
Untuk mencegah hal itu, Pemprov Jabar mengeluarkan peraturan gubernur baru. Pergub tersebut secara tegas melarang alih fungsi lahan pertanian dan ruang terbuka hijau.
“Semua lahan pertanian harus tetap digunakan sesuai peruntukannya,” tegas Dedi.
Ia berharap peraturan itu bisa menahan laju alih fungsi lahan di Jawa Barat. “Kalau di daerah lain ada ekstensifikasi, di Jabar justru lahan makin berkurang,” katanya.