KORANMANDALA.COM – Kejadian keracunan massal yang diduga karena jajanan cireng mini (Cimin) hingga merenggut nyawa satu siswa SD Negeri 3 Jati di Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan 34 lainnya mengalami gejala pusing, mual, muntah, sampai diare begitu menyita perhatian.
Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat sedang meneliti penyebab pasti keracunan massal itu. Namun, hasil penelitiannya mundur menjadi 12 Oktober dari jadwal semula 4 Oktober 2023.
“Jadi saya kontak lagi ke Labkesda, berarti paling cepat 12 Oktober 2023 (hasil penelitian penyebab keracunan massal di KBB),” kata Kepala Dinkes Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat, Vini Adiani Dewi pada Rabu, 4 Oktober 2023.
Menurutnya, yang paling penting saat ini, adalah penguatan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan kantin sehat.
Baca Juga: Buntut Cimin ‘Maut’ di KBB, Bey Machmudin Minta Dinkes Cek Produk Makanan UMKM
Penguatan itu akan dilakukan melalui rapat koordinasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan, terutama menyangkut keselamatan pengolahan makanan yang sempat tertunda karena fokus menangani Pandemi Covid-19.
“Insyaallah kalau enggak Jumat pekan depan kita akan mengadakan rapat koordinasi terkait dengan penguatan peran UKS. Setiap sekolah dikuatkan kembali fungsi UKS itu sebagai salah satunya prinsip adalah harus ada kantin sehat,” tuturnya.
Dia menilai, pemaksimalan fungsi UKS dan kantin sehat ini wajib dilakukan oleh sekolah. Mengingat, kejadian seperti di KBB tidak mungkin bisa langsung ditangani oleh tenaga medis karena jumlah sekolah di Jawa Barat mencapai ribuan.
Baca Juga: Pemkot Bandung Bakal Tindak Tegas Pengelola Parkir Liar di Asia Afrika
“Tiak mungkin kita menyelesaikan satu per satu, bagiamana pun sekolah itu ribuan. Lalu pedagang itu diampu di kantin sehatnya. Sehingga, dari mulai penyiapan, pengolahan, hingga penjualan itu sehat,” ujarnya.
Selain dua sektor tersebut, kata Vini, pengecekan sertifikat produksi pangan industri rumah tangga atau SPP PIRT akan dicek oleh Dinkes.
“Itu akan kita giatkan kembali termasuk ke pengolah-pengolah makanan, baik itu yang sudah terdaftar maupun tidak terdaftar,” kata dia.
Baca Juga: Pemkot Bandung Bakal Tindak Tegas Pengelola Parkir Liar di Asia Afrika
Diberitakan sebelumnya, Vini mengungkapkan, dirinya sudah menginstruksikan Dinkes kabupaten/kota untuk mencegah kejadian serupa. Hal itu bisa dilakukan melalui pengecekan jajanan di sekolah-sekolah.
“Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan kota dan kabupaten melakukan beberapa kegiatan dalam upaya pencegahan keracunan,” ungkap Vini pada Senin, 2 Oktober 2023.
Sementara itu, penyebab keracunan massal di KBB sedang dilakukan peneliti oleh Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda). Hasilnya akan diumumkan pada Rabu 4 Oktober 2023.(zad/fam)