KORANMANDALA.COM – Seniman dan budayawan gaek Butet Kartaredjasa kembali diduga menyindir bakal calon Presiden Prabowo Subianto dalam unggahan terbarunya di Instagram.
Terbaca dalam unggahannya tersebut dikutip Sabtu 30 September, Butet menulis kata “penculik” dua kali, “menculik” satu kali dan “politik”, satu kali,
Beberapa fans Butet, dalam kolom komentar unggahan tersebut terpantau menanyakan postingan tersebut kepada Butet.
Dalam postingannya tersebut, Butet tampak berfoto dengan beberapa orang termasuk “Kang Mus” dengan latar tulisan Sherina.
Baca juga: Penjabat Bupati Sumedang Herman Suryatman Diganti? Jangan sampai Terjadi, Ini Kata Pengamat…
Ia tampak tertawa bahagia, dengan kaca mata tebalnya.
Memberikan catatan pada fotonya, dalam captionnya, Butet kemudian menulis soal penculik, yang diawali dengan tulisan kapital MENGENANG “PENCULIK”.
“Jika mulai kemarin alumni penonton Petualangan Sherina kembali ke bioskop nonton sekuelnya, “Petualangan Sherina 2” – benar2 kita merasakan nostalgia peristiwa 23 tahun lalu itu. Kepingan cerita, melodi lagu, potongan dialog, gestur aktor dll, mengingatkan semuanya,” tulisnya.
Baca juga: Pj Bupati Herman Bikin Heboh, Sebut Ada Pangeran Baru di Sumedang, Pengamat : Rem Produksi Istilah !
Sebagai mantan penculik Derby-Sherina, Butet pun larut dalam nostalgia itu.
“Trembelanne tenan. Tapi saya cuma berani mengenang saja. Tdk punya nyali tampil sebagai ‘penculik’. Biarlah yang hobinya menculik saja yang pamer di jagat politik kita. Uasuwoook,” tulisnya.
Sekedar diketahui, Butet dalam film Sherina pertama, memang ikut bermain, berperan sebagai penculik.
Baca juga: Penjabat Bupati Sumedang Herman Jadi Sorotan usai Sebut Ada Pangeran Baru, RWS Sempat Minta Klarifikasi
Beberapa fans Butet, dalam kolom komentar ada beberapa yang mengingatkan soal bahaya tidaknya ia menuliskan soal penculik di jagat politik.
Itu misalnya ditanyakan @nongandah, dengan pertanyaan : Nganuu mas butet, ga bahaya tah captionnya begini?.
Sebelumnya Butet juga pernah menyindir Prabowo dalam sebuah acara di PDI Perjuagan Jakarta dengan mengucapkan kata penculik. (*)