KORANMANDALA.COM – Potensi kecurangan pelaksanaan Pemilu 2024 diduga semakin terstruktur, sistematis dan masif. Hal itu tentu saja dapat mencabik wajah demokrasi.
Dalam upaya mencegah itu, koalisi masyarakat sipil di Indonesia meluncurkan aplikasi JagaSuara2024 sebagai bagian dari usaha mengawal tahapan pemilu pada titik akhir, yakni penghitungan suara.
Dalam peluncuran aplikasi JagaSuara2024 pada Selasa 16 Januari 2024 di Jakarta, Direktur Eksekutif Net Grit, Hadar Nafis Gumay, menekankan pentingnya keterlibatan rakyat dalam mengawal seluruh tahapan Pemilu 2024.
Hadar mengingatkan bahwa tahapan penghitungan suara merupakan titik akhir potensi kecurangan, dan aplikasi tersebut dirancang untuk meningkatkan kewaspadaan pada tahap tersebut.
Aplikasi JagaSuara2024 adalah hasil kerjasama belasan organisasi masyarakat sipil, termasuk Net Grit, Perludem, KIPP, AJI, dan KPI.
Aplikasi ini dapat diunduh melalui Android dan digunakan untuk rekapitulasi cepat versi masyarakat sipil. Melalui aplikasi ini, warga dapat mengirimkan foto lembar rekapitulasi dari tingkat TPS untuk dijumlahkan secara otomatis oleh sistem.
Meskipun aplikasi ini hanya untuk rekapitulasi perolehan suara presiden dan anggota DPR, Hadar berharap banyak warga yang menggunakannya.
Hadar menyatakan bahwa dokumentasi rekapitulasi di TPS melalui aplikasi memberikan peringatan kepada penyelenggara untuk menghindari kecurangan.
Dengan jumlah pemilih sebanyak 204.807.222 pada 14 Februari 2024, Hadar mendorong partisipasi publik untuk tidak hanya memilih tetapi juga mengawal suara yang diberikan.
Direktur Eksekutif INFID, Iwan Misthohizzaman, menambahkan bahwa kehadiran JagaSuara2024 penting untuk mengawal suara publik dalam konteks potensi konflik kepentingan antara Presiden Joko Widodo dan calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka.