KORANMANDALA.COM – Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD menjadi yang terakhir menyampaikan visi misi pada debat keempat pemilu tahun 2024 , Minggu, 21 Januari 2024 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat.
Saat menyampaikan visi dan misi, Mahfud MD mengatakan debat yang baru-baru ini berlangsung mengenai tiga hal yang krusial untuk menentukan masa depan Indonesia: Tuhan, manusia, dan alam.
Dalam usahanya untuk menjaga kelestarian lingkungan alam, pasangan ini merinci program “Petani Bangga Bertani. Di Laut Jaya Pelaut Sejahtera”.
Mahfud MD juga menyinggung soal program food estate yang menurutnya gagal.
Baca Juga : Debat Cawapres, Cak Imin dan Mahfud MD Soroti Food Estate yang Dinilai Gagal
Berikut isi visi dan misinya dalam debat keempat cawapres 2024.
“Debat ini sangat penting karena menyangkut tiga hal yang akan menentukan masa depan negara kesatuan Republik Indonesia dan bangsa Indonesia, yaitu Tuhan, manusia, dan alam. Misalnya, di Jawa dan Bali, ada istilah Tri Hita Karana. Di Sunda Jawa Barat, ada tiga, ada trinitas Trisakti, dan sebagainya.
Di dalam kantor lokal, bangsa Indonesia sudah biasa melakukan langkah-langkah untuk memberikan perlindungan atas lingkungan hidup agar lestari.
Bahkan, konstitusi kita juga menyatakan bahwa sumber daya alam itu harus dikelola dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Saudara, sumber daya alam kita sangat kaya, tapi pangan belum berdaulat. Petani makin sedikit, lahan pertanian makin sedikit, tapi subsidi pupuk makin besar. Pasti ada yang salah. Pasti ada yang salah, petaninya sedikit, kok subsidi setiap tahun naik. Pasti ada yang salah.
Baca Juga : Uji Examinasi Putusan MK yang Loloskan Gibran Jadi Cawapres, Sejumlah Akademisi Kumpul di Yogya
Laut kita berlimpah, udara kita meracuni. Investor masuk, industrialisasi terjadi, lingkungan rusak, rakyat menderita. Kemudian, sumber daya alam menjadi sumber sengketa di antara rakyat dengan rakyat, antara pemerintah dengan pemerintah.
Mengingatkan tentang ini, di dalam telah terjadi kerusakan di bumi karena tingkah laku manusia, di darat dan di laut. Ini ditunjukkan oleh Allah agar manusia sadar bahwa mereka telah merusak alam di negaranya yang dikuasai seharusnya oleh bangsanya.
Saudara, saya katakan tidak mudah, tapi hanya dua kuncinya: komitmen dan keberanian. Pada 16 Juni 2011, sebagai ketua MK, saya sudah mengatakan apa-apa yang diperlukan untuk ini. Saya membuat vonis tanggal 16 Juni bahwa sumber alam itu untuk memelihara rakyat, ukurannya ada empat. Satu, pemanfaatan. Dua, partisipasi masyarakat. Dan nomor tiga, penghormatan terhadap hak-hak yang diwariskan.
Kami akan gunakan empat tolak ukur itu, tetapi saya tidak melihat pemerintah melakukan langkah-langkah apa sih yang diperlukan ini untuk menjaga kelestarian lingkungan alam kita. Makanya kita punya program “Petani Bangga Bertani. Di Laut Jaya Pelaut Sejahtera”.
Jangan, misalnya, seperti food estate yang gagal dan merusak lingkungan, rugi dong. Yang benar aja. Terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi.” (rfa)