KORANMANDALA.COM – Pemilih pemula yang telah memiliki hak pilih diharapkan tidak golput dalam pemilu 2024.
Harapan itu disampaikan Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia (Ditjen HAM) Kemenkumham dan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Direktur Jenderal Hak Asasi Manusia (HAM) Kemenkumham, Dhahana Putra, menggunakan analogi memilih calon pemimpin dengan membeli handphone baru.
Dhahana mengatakan bahwa saat memilih handphone, kita perlu melihat spesifikasi dan kualitas dari calon pemimpin seperti halnya memilih handphone.
“Saat beli HP, apakah spesifikasinya cocok enggak dengan kebutuhan kita. Kemudian, kualitasnya cocok enggak dengan kualitas harapan kita?” ujar Dhahana.
Dhahana menekankan pentingnya melihat rekam jejak, komitmen, dan integritas dari calon pemimpin karena pilihan tersebut akan berdampak pada kehidupan masyarakat, termasuk para pelajar sebagai pemilih pemula.
Dalam konteks pemilihan, Dhahana mendorong para pemilih untuk menjadi pemilih yang cerdas dengan memahami spesifikasi, track record, dan integritas calon pemimpin.
Sementara itu, Komisioner KPU RI Idham Kholik menekankan pentingnya tidak golput dan menyalurkan hak pilih sebagai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan.
Idham juga mengingatkan bahwa masih ada warga negara di negara lain yang tidak memiliki hak pilih.
Menurut Idham, berpartisipasi dalam pemilihan merupakan bentuk ungkapan rasa syukur. Alasannya, masih banyak warga negara di berbagai negara lain yang saat ini berjuang untuk mendapatkan hak pilih, namun di Indonesia, hak pilih sudah lama ada.