KORANMANDALA.COM – Viral di media sosial, foto ijazah sarjana Gibran Rakabuming Raka menjadi perbincangan hangat sebab, di sana tertera ‘Second Class Honours-Second Division’ sebesar 48 persen yang jika diakumulasi setara IPK 2,3 di Indonesia.
Seorang pengajar ilmu politik asal Indonesia di Amerika Serikat dengan akun Twitter atau X @BangBudiKur menyatakan bahwa nilai yang diperoleh Gibran dianggap sulit untuk melanjutkan ke jenjang kuliah master.
Nilai IPK 2,3 Gibran ini menjadi viral usai disinggung oleh Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dalam debat Cawapres pada Minggu, 21 Januari 2024.
“Gibran itu lulus S1 dapat nilai lower second class honours (setara 48). Untuk nilai segitu, daftar kuliah master aja susah diterima. Itu setara IPK 2.3 kalau sistem Indonesia,” ujar akun @BangBudiKur.
Baca Juga : Mas Gibran, Sorry Yehh !
Berdasarkan panduan dari University of Bradford, nilai Second Class Honours-Second Division sebesar 48 persen. Dalam konteks nilai Indonesia, angka tersebut setara dengan rentang IPK 2,60-2,79.
Seperti yang diketahui Gibran Rakabuming memperoleh gelar Bachelor of Science of Marketing di University of Bradford.
Nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) biasanya digunakan oleh para pencari kerja, terutama fresh graduate, saat melamar pekerjaan ke sebuah instansi.
Baca Juga : Gibran Sebut Keberhasilan Food Estate di Gunung Mas, CSIS: Kegagalan Food Estate Karena Lahan Tak Sesuai
IPK mencerminkan prestasi akademis seorang pencari kerja, dipengaruhi oleh aktivitas akademisnya selama menempuh pendidikan tinggi.
Aktivitas tersebut mencakup ujian, tugas, presentasi, keaktifan di kelas, dan penerapan disiplin.
Meskipun tidak semua instansi menjadikan IPK sebagai faktor utama dalam penerimaan karyawan, nilai IPK tetap menjadi pertimbangan penting bagi seorang pencari kerja saat melamar pekerjaan di perusahaan.
Gibran Rakabuming Raka akhirnya mengungkapkan riwayat pendidikannya secara jujur saat hadir dalam acara yang diundang oleh Najwa Shihab.