KORANMANDALA.COM – Jokowi dalam bahaya. Pengamat politik Unpad (Unviversitas Padjadjaran Bandung), Firman Manan, S.IP., M.A mengkhawatirkan situasi perpolitikan di tanah air akan semakin panas. Firman mengibaratkan seperti bola salju, dimana jika pesan moral yang didengungkan kalangan intelektual di kampus-kampus tidak ditanggapi oleh Presiden Jokowi, aparat TNI, Polri dan ASN seluruh Indonesia, tidak menutup kemungkinan hal buruk akan terjadi dan ini bahaya bagi Presiden Jokowi.
Seperti diketahui beberapa hari terakhir ini, desakan moral dari kalangan intelektual mulai masif. Dimulai dari tempat sakral di kampus Universitas Gajah Mada (UGM) yakni balairung, menyusul UII Yogya, Universitas Indonesia (UI), dan Unpad Bandung.
Firman yakin ini akan diikuti oleh kampus lain di seluruh negeri. Kalau sudah seperti ini, maka hal ini menunjukkan bahwa kalangan intelektual bukan semakin gerah, melainkan mengkahatirkan terjadi peristiwa yang tidak inginkan.
“Ingat setiap peristiwa besar politik di Indonesia kerap dimulai dari adanya pesan moral dari kampus-kampus,” ujar Firman.
BACA JUGA: Ridwan Kamil Mulai Digoyang, Dari Hutang 4 Triliun Hingga Soal Bangun Patung
Oleh karena itu Firman mengimbau Presiden Jokowi untuk mendengar pesan para intelektual dari kampus-kampus terkenal di negeri ini. Jokowi harus kembali ke komitmen semula yakni pemimpin yang netral, tidak berpihak dan tidak berulah yang berakibat rusaknya demokrasi.
PEMICU MUNCULNYA PESAN MORAL
Firman mengatakan bahwa pesan moral yang disampaikan kalangan kampus ini berawal dari ucapan Jokowi yang mengatakan presiden boleh berkampanye, boleh berpihak karena ada undang-undangnya. “Inilah yang kemudian menjadi pemicu kalangan intelektual untuk bersikap melalui pesan moral,” ujarnya.
Presiden dalam hal ini Jokowi dengan kesadarannya sendiri mengubah apa yang terlanjur dia ucapkan. Jokowi harus menjadi pemimpin yang memberikan keteladanan dalam pemilu 2024 ini dengan berprinsip menjujung tinggi keadilan dan kejujuran.
Pesan moral yang disampaikan kalangan akademis ini terakhir disampaikan Ketua Dewan Guru Besar Universitas Indonesia Harkristuti Harkrisnowo, Jumat (2/2/24). Dalam keterangannya, sivitas akademika di Indonesia berkomitmen untuk menjamin pemilihan umum (pemilu) 2024 berlangsung demokratis.
BACA JUGA: Mahfud MD: Dinasti Politik Ada di Semua Negara, yang Penting Tak Memanipulasi Hukum
Menurut Harkrisnowo, demokrasi di negeri yang sudah lama terpupuk di Indonesia harus tetap dijaga. Oleh karena itu, segala tindakan yang merusak demokrasi harus dilawan. Termasuk pemilu pada 2024 ini, segala perbuatan yang tidak sesuai dengan etika-etika bernegara tidak boleh terjadi.
Sebelumnya civitas akademika UGM dan UII juga menyatakan hal sama. Mereka menyesali presiden Jokowi sudah jauh melangkah merusak demokrasi yang sudah terjaga baik di negeri ini. Para intelektual akademis ini mengingatkan Jokowi bahwa perbuatan yang dilakukanya selama ini telah menodai demokrasi dan melukai rakyat Indonesia. ***