KORANMANDALA.COM – Sedikitnya 100 tokoh bangsa berkumpul. Mereka mendeklarasikan ‘Gerakan Pemilu Bersih’ dan menolak Pemilu 2024 yang diduga berlangsung curang.
Deklarasi itu dipimpin Din Syamsudin, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Gerakan Pemilu Bersih muncul sebagai respons terhadap dugaan praktik pelanggaran dan upaya tidak etis dalam Pemilu 2024, yang disinyalir telah terjadi kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).
Inisiatif tersebut diprakarsai oleh sejumlah tokoh termasuk Jusuf Kalla, dan melibatkan berbagai kalangan seperti tokoh agama, cendekiawan, ilmuwan, dan pekerja sosial.
Din Syamsudin menyatakan bahwa mereka telah mencermati seluruh proses pemilu, mulai dari masa persiapan hingga perhitungan suara, dan menemukan indikasi kecurangan.
Mereka menyoroti ketidakberesan dalam penyelenggaraan pemilu, termasuk keterlibatan KPU dalam hal tersebut.
Dalam upaya memastikan keadilan, Gerakan Pemilu Bersih menuntut audit terhadap sistem informasi teknologi KPU dan perhitungan ulang berdasarkan data yang terverifikasi dari TPS-TPS, terutama formulir C1 di kecamatan.
Mereka juga meminta verifikasi terhadap semua paslon, terutama terkait suara untuk paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran yang dicurigai mengalami kecurangan.
Selanjutnya, mereka menekankan perlunya penghitungan suara secara terbuka dan transparan di tingkat kelurahan bahkan kecamatan, disaksikan oleh komite independen.
Din menegaskan bahwa jika terbukti adanya kecurangan setelah verifikasi, maka paslon yang terlibat akan didiskualifikasi sebagai konsekuensi dari tindakan tersebut.- ***