KORANMANDALA.COM – Ada dugaan upaya penguasa meloloskan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke parlemen.
Sinyalemen itu ditangkap Ketua Majelis Pertimbangan DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy alias Gus Romi. Ia mengaku sudah mendengar kabar itu.
Menurut Gus Romi, salah satu strateginya adalah melibatkan aparat untuk mempengaruhi penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di berbagai daerah di Pulau Jawa agar Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bisa mendapatkan 50 ribu suara di setiap kabupaten/kota.
Langkah ini semakin mendorong Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk mengusulkan pembentukan panitia khusus (pansus) di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk menyelidiki kemungkinan adanya kecurangan dalam Pemilu 2024.
Gus Romi menegaskan bahwa upaya penggelembungan suara untuk PSI akan menjadi subjek dari penyelidikan hak angket.
Dia menyatakan bahwa PPP bersedia memperjuangkan hal ini sebagai materi hak angket, dan akan meminta pemanggilan semua aparat negara yang terlibat, termasuk KPPS, PPS, PPK, KPUD, KPU, serta Bawaslu, beserta seluruh perangkatnya.
Meskipun laporan kecurangan biasanya menjadi tanggung jawab Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), secara politis, DPR juga memiliki hak untuk menyelidiki indikasi kecurangan, terutama terkait penggelembungan suara untuk PSI.
Gus Romi juga mengajukan seruan terbuka kepada para penyelenggara pemilu, terutama KPU di semua tingkatan, untuk segera menghentikan praktik yang tidak transparan ini dan dalam waktu 24 jam mengoreksi jumlah suara PSI ke angka yang sebenarnya.
Dia menegaskan bahwa setiap tindakan manipulasi hasil pemilu merupakan tindakan pidana pemilu, dan perlindungan terhadap setiap suara rakyat penting untuk menjaga integritas demokrasi di Indonesia.
Setelah pemungutan suara pada 14 Februari 2024, Gus Romi menyebutkan bahwa dia mendengar dua modus untuk membantu PSI melewati ambang batas parlemen sebesar empat persen.