KoranMandala.com – Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Pemilih Golkar, Ridwan Kamil, mengatakan tidak ingin berkompetisi dengan “kotak kosong” dalam Pilkada Jakarta.
Ia menilai bahwa tidak ada debat yang dapat dilakukan dengan lawan yang tidak memiliki visi dan misi. Namun, ia juga mengakui bahwa fenomena “kotak kosong” adalah bagian dari dinamika demokrasi.
“Kalau mau kotak kosong debat sama siapa, terus gimana mau mengcounternya, susah, idealnya kalau bisa jangan dengan kotak kosong. Saya siap, idealnya,” kata pria yang akrab disapa RK itu, Kamis 9 Agustus 2024.
Ridwan Kamil berpendapat bahwa berkompetisi dengan lawan yang seimbang adalah bentuk ideal dari demokrasi.
Dalam proses tersebut, calon pemimpin dapat menguji visi, misi dan argumen mereka dan dilihat langsung oleh rakyat.
RK mengatakan bahwa fenomena kotak kosong adalah bagian dari dinamika demokrasi, yang menunjukkan bahwa proses demokrasi itu sendiri terdiri dari kesulitan dan kompleksitas yang selalu berubah.
“Ada kotak kosong mekanisme demokrasi. Kalau tanya ke saya, saya enggak suka,” kata RK.
Ia mengaku tidak bisa berbuat banyak akan hal tersebut, karena hanya mengikuti instruksi sebagai petugas partai.
Direktur Riset dan Komunikasi Lembaga Survei KedaiKOPI Ibnu Dwi Cahyo menilai posisi Anies Baswedan dalam Pilkada Jakarta semakin terdesak dengan kehadiran Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus.
Jika partai Nasdem dan PKB bergabung dengan KIM, maka tinggal PKS satu-satu partai yang mendukung Anies dalam Pilkada Jakarta.