KORANMANDALA.COM – Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang penuh berkah dan kemuliaan dalam agama Islam.
Dikatakan dalam Al-Quran bahwa Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan, sehingga amalan-amalan yang dilakukan pada malam ini memiliki keistimewaan yang luar biasa.
Berikut ini adalah 3 amalan yang dianjurkan untuk dilakukan di Malam Lailatul Qadar:
-
Itikaf
Pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan, umat Islam disarankan untuk melakukan itikaf di masjid. Itikaf adalah saat berdiam diri untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berzikir, bertasbih, dan kegiatan lainnya. Sejarah mencatat bahwa Nabi Muhammad SAW rutin melakukan itikaf selama 10 malam terakhir Ramadhan, dan istri-istri beliau juga melakukannya.
Baca Juga : MANDALA KELANA: Begini Cara Beli Tiket Galeri Rasulullah
Selama 10 malam terakhir Ramadhan, umat Islam juga diingatkan untuk melakukan muhasabah atau introspeksi diri dengan memperbanyak zikir dan istighfar.
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ اْلعَشَرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ. [رواه مسلم]
Artinya: Nabi SAW melakukan itikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan itikaf setelah beliau wafat.” (HR Muslim)
-
Berzikir dan Beristigfar
Dalam Fiqih Islam, disarankan untuk membaca sayyidul istighfar saat sahur.
Baca Juga : Simak 4 Keutamaan bulan Ramadhan kata Ustadz Adi Hidayat
Berikut adalah bacaan sayyidul istigfar seperti yang diriwayatkan dalam HR Bukhari.
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anna ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika. Mastatha’tu a’uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu u laka bini’ matika ‘alayya wa abuu-u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta.