KoranMandala.com -Dalam situasi sulit akibat genosida yang dilakukan Israel di Gaza, Timnas Palestina mencatat sejarah dengan berhasil melaju ke fase gugur Piala Asia pada Juni 2024 lalu.
Para pemain Palestina menghadapi kondisi penuh kecemasan yang menyulitkan mereka untuk tetap fokus di lapangan. Situasi semakin berat ketika Israel memperketat pengepungan di Gaza, baik melalui kekuatan militer maupun tekanan politik.
Menjelang Piala Asia pada Januari 2024 lalu, striker Palestina Mahmoud Wadi menerima kabar tragis bahwa sepupunya tewas akibat serangan Israel di Gaza. Beberapa pemain lain juga kehilangan anggota keluarga atau orang-orang terdekat mereka di wilayah yang terus diblokade oleh militer Israel.
Selain itu, sejumlah pemain tidak dapat bergabung dengan tim nasional karena terhalang untuk berpindah tempat. Pemain seperti Ibrahim Abuimeir, Ahmed Kullab, dan Khaled Al Nabris terjebak di Gaza yang terkepung sejak November.
Warga Palestina lainnya juga menghadapi kekerasan yang dilakukan oleh pemukim ilegal Israel di Tepi Barat selama perjalanan mereka.
Lolos ke putaran ketiga di kualifikasi Piala Dunia 2026 merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah mereka.
Palestina berada di Grup B bersama Korea Selatan, Irak, Yordania, Oman, dan Kuwait. Ini adalah langkah terjauh Palestina dalam Kualifikasi Piala Dunia.
Pada September lalu, Palestina membuat kamp pelatihan di Malaysia, dengan delapan pemainnya saat ini tidak terikat dengan klub mana pun. Kondisi ini tentu dipengaruhi oleh serangan Israel di wilayah Palestina.
“Keadaan semakin sulit dalam banyak hal. Yang paling saya khawatirkan adalah, selain dampak psikologis akibat situasi ini, kondisi fisik para pemain juga menjadi perhatian, karena mayoritas dari mereka tidak memiliki klub,” jelas Makram Daboub, pelatih Palestina.***