KoranMandala.com – Nama Jay Idzes kini begitu melekat di hati pecinta sepak bola Indonesia. Pemain keturunan Belanda-Indonesia ini bukan hanya andalan di lini belakang Timnas, tetapi juga simbol yang membawa kisah emosional tentang msa lalu keluarganya.
Dalam usianya yang masih 24 tahun, Idzes tak hanya menjadi pemain krusial, tetapi juga dipercaya sebagai kapten, tanggung jawab besar yang ia emban dengan penuh kebanggaan.
Baru-baru ini, pemain yang merumput di Venezia itu berbagi kisah mendalam tentang latar belakang keluarganya.
Timnas Indonesia Dituntut Menang Melawan Filipina di Piala AFF 2024
Ia menceritakan, kakeknya lahir di Semarang pada 1939, sebuah masa penuh gejolak ketika Indonesia berada di bawah penjajahan Belanda dan Jepang.
Kehidupan kakeknya saat itu penuh perjuangan, bahkan harus tinggal di panti asuhan selama 10 tahun.
Perjuangan Sang Kakek: Dari Panti Asuhan ke Belanda
Kisah hidup kakek Jay Idzes sungguh menyentuh hati. Kemiskinan memaksa sang kakek meninggalkan kampung halamannya untuk mencari kehidupan baru di Belanda.
Namun, kenangan masa kecilnya di Indonesia tetap melekat. “Kakek saya sering bercerita betapa sulitnya hidup di Indonesia dulu. Dia bahkan harus memanjat tembok untuk menonton pertandingan sepak bola karena tidak mampu membeli tiket,” ungkap Idzes dalam Podcast The Haye Way.
Sayangnya, sang kakek baru saja meninggal dunia sebulan yang lalu. Namun, sebelum berpulang, ia sempat menyaksikan cucunya menjadi bagian penting dari Timnas Indonesia.
“Kakek saya sangat bangga. Itu adalah salah satu momen paling emosional bagi keluarga kami,” tutur Jay.