AKHIR akhir ini, trend bersepeda di kalangan masyarakat kita semakin menunjukkan peningkatan yang cukup menggembirakan. Sebab kalau kita bandingkan dengan negara maju di Eropa, kendaraan bebas polusi yang suka kita sebut ‘kereta angin’ ini, sudah sejak lama menjadi kendaraan favorit bagi masyarakat (termasuk ibu2 dan para remaja cantik) untuk menemani mereka beraktivitas. Selain ramah lingkungan dan praktis, cara penggunaannya juga tidak ribet, disamping menyehatkan secara fisik. Oleh karena itulah, badan dunia PBB menetapkan tanggal 3 Juni sebagai Hari Sepeda Dunia atau World Bicycle Day.
Masyarakat kita sendiri, sudah mengenal sepeda (khususnya jenis onthel) sejak masa kolonial Belanda dulu. Pada masa itu, sepeda masih terbilang barang langka dan tergolong eksklusif yang hanya dimiliki para pejabat pemerintah, kaum priyayi atau menak dan para saudagar kaya. Pada masa itu, hampir semua sepeda didatangkan dari negeri Belanda dan Inggris, dengan bbrp merk terkenal diantaranya Batavus, Simplex, Fongers, Gazelle, Humber, Philips, Hercules dan Raleigh.
Sepeda sendiri tak bisa dipungkiri adalah alat transportasi yang murah dan sekaligus menyehatkan. Berbeda dengan di Indonesia dimana pengendara sepeda kurang dihargai, di Eropa mereka yang naik sepeda sangat dihargai oleh para pengendara mobil, karena status sosial mereka tak bisa diukur hanya karena naik sepeda. Namun sekarang, pandangan masyarakat kita sudah mulai berubah, setelah masyarakat menyadari arti penting tentang kesehatan. Sepeda kini sudah tak lagi dianggap sebagai kendaraan kelas bawah yang tak dianggap sebelah mata.
Trend bersepeda di kalangan masyarakat kini sudah memperlihatkan peningkatan yang menggembirakan. Lihat saja pada setiap hari Minggu atau hari libur, diberbagai ruas jalan kita akan menemukan mereka yang bersepeda, baik berkelompok maupun sendiri2, yang tengah mengayuh sepedanya ke berbagai lokasi. Sayangnya, ‘populasi’ kendaraan bermotor (terutama roda 2) yang tak terkendali, akhirnya membuat daerah penjelajahan para pengguna sepeda semakin terbatas, tergusur oleh padatnya arus lalulintas yang memenuhi hampir seluruh ruas jalan. Akibatnya, bersepeda di dalam kota kini sudah tak lagi nyaman, karena para pesepeda selalu dihantui rasa takut diseruduk motor yang dipacu dengan kencang, disamping polusi udara dalam kota yang sudah melebihi ambang batas.
Ditinjau dari sisi kesehatan berdasar penelitian para ahli, bersepeda dapat menurunkan risiko terhadap berbagai penyakit kurang gerak (hipokinetik), membakar lemak tubuh, menguatkan jantung dan paru2 , menurunkan darah tinggi, diabetes, osteoporosis, obesitas serta lemah dan kaku otot. Dengan bersepeda, stamina kita akan meningkat, karena kaki menjsdi lebih kuat untuk membantu tubuh bergerak kesana kemari. Sedangkan dari sisi mental, bersepeda dapat membuat suasana hati gembira dan bisa menekan depresi. Jadi, mengapa hari gini anda dan kita semua belum mau bersepeda sekaligus rekreasi sambil mencari sehat?. Ayo, tunggu apa lagi?. *