“La Familia tidaklah secara langsung menjalankan Beitar, tetapi mereka bisa memutuskan siapa orang yang akan menjalankan klub secara damai, dan siapa yang akan merasakan kesulitan,” kata jurnalis Ouriel Daskal dalam laporan Vice berjudul ‘La familia, the Hate Group that Influences One of Israel’s Top Soccer Teams.
Daskal bercerita, eks petinggi Beritar Jerusalem, Itizk Korenfein berusaha menentang La Familia, tetapi kalah dalam pertarungan.
Namun tidak berlaku bagi Eli Tabib, mantan pemilik yang lebih cerdas selama menghadapi La Familia. Tabib membiarkan La Familia berperilaku sebebas mungkin.
Baca Juga: Hamas Peringatkan Israel! Eksekusi Sandera Dilakukan Jika Serangan Menyasar Warga Sipil Palestina
Kepemilikan Beitar Jerusalem begitu sering berpindah tangan. Terakhir, klub ini dibeli oleh Moshe Hogeg pada 2018.
Namun belakangan, The Times of Israel melaporkan, bahwa Hogeg terjerat kasus antimuslim, kejahatan seksual, dan penipuan uang berskala besar.
Akhirnya, sebanyak 50 persen saham Beiter Jerusalem, dijual Hogeg kepada pengusaha Abu Dhabi, Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Nahyan. Hogeg mengatakan, ingin pengusaha Arab itu bisa menyingkirkan tindakan rasis.
Baca Juga: Prabowo Subianto Berencana Evakuasi WNI di Tengah Perang Hamas-Israel
“Pesan kami itu, kita semua sama. Kami ingin memperlihatkan kepada generasi muda bahwa kita semua sejajar dan bisa bekerja sama dan melakukan hal-hal indah bersama-sama,” ungkap Hogeg seperti dikutip dari The New York Times.(fam/fam)