Baca Juga: Dituding jadi Bagian Tim Sukses Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024, Rocky Gerung Bilang Begini
Sehingga, dikatakan Rocky Gerung, kekerasan dalam pertandingan sepakbola ada kegembiraan dalam sebuah game.
“Kekerasan di lapangan sepakbola, antar pesepakbola dan kekerasan antar penonton, itu bagian dari kegembiraan sebuah game,” kata dia.
Namun, kata Rocky, lain halnya dengan kekerasan yang disponsori untuk mengatur skor, lain dengan kekerasan yang dikendalikan untuk politik.
Baca juga: MK Tolak Batas Usia Maksimal 65 Tahun untuk Capres-Cawapres, Prabowo Sah Berlaga di Pilpres 2024
Jadi, Hooliganisme menurut Rocky Gerung itu biasa, karena pada dasarnya setiap orang mau menonton sesuatu sampai selesai, dan itu merupakan watak dari setiap manusia.
“Namun yang berbahaya adalah, kalau dibalik Hooliganisme itu, ada pengaturan skor, dibalik kanjuruhan ada politik, dan lain-lain,” tegasnya.
Demikian halnya, kata Rocky, kenapa sepakbola berubah menjadi bisnis, kenapa sepakbola berubah menjadi lapangan politik, karena adanya persaingan tokoh-tokoh.
Baca Juga: Persib Menang Dramatis, Pelatih Bojan Hodak Puji Persebaya
“Sedangkan kita sebagai penonton, tidak menghendaki itu, kita hanya menghendaki ada prestasi yang dihasilkan dengan kompetisi yang fair, pun sama dengan politik,” imbuhnya.
Gelaran dialog tersebut kian riuh, sebab selain bobotoh Viking Persib sebagai tuan rumah, hadir pula beberapa pentolan dari Persija fans dan Bonek.
Bahkan, terdengar pula celetukan-celetukan dari audiens yang mengiyakan ucapan Rocky.
Baca Juga: Terkena Sanksi Denda, Persib Cairkan Cek Puluhan Juta, Gegara Apa?
Suasana tampak akrab manakala dialog dilanjutkan dengan sesi tukar pendapat dan tanya jawab.