KORANMANDALA.COM – Timnas Indonesia akan menghadapi Irak dan Filipina dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 pada tanggal 6 dan 11 Juni mendatang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Di tengah semangat tinggi suporter, PSSI merilis harga tiket yang jauh lebih mahal dibandingkan laga terakhir melawan Vietnam dalam kualifikasi Piala Dunia 2022 pada 21 Maret lalu.
Kenaikan harga yang hampir dua kali lipat ini memicu reaksi keras dari berbagai kalangan.
Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI), Ignatius Indro, dengan tegas menyayangkan langkah PSSI yang dianggap memanfaatkan antusiasme suporter untuk meraih keuntungan finansial.
“Alasan PSSI bahwa prestasi Timnas yang membuat naiknya harga tiket menunjukkan pemanfaatan semangat suporter demi mendapatkan cuan. PSSI tahu betul bahwa bagi pecinta sepak bola, khususnya Timnas, harga berapapun kemungkinan akan dibeli,” ujar Indro, Kamis 16 Mei 2024.
Indro menambahkan bahwa pernyataan PSSI mengenai kebutuhan biaya yang meningkat seiring dengan prestasi Timnas mencerminkan ketidakjelasan dalam program kerja PSSI.
“Tidak jelasnya PSSI dalam blueprint sepak bola Indonesia terlihat dari bagaimana menutupi kebutuhan Timnas yang seharusnya bisa diatasi dengan program yang jelas. Namun, yang terjadi justru perubahan kebutuhan ini dicari solusinya dengan cara-cara ‘aji mumpung’ seperti ini,” tambah Indro.
Sebelumnya, Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, menyatakan bahwa kenaikan harga tiket merupakan salah satu cara untuk mengakomodasi biaya yang dibutuhkan Timnas Indonesia ke depan.
“Semakin bersinar sebuah skuad, bertambah pula dana yang harus dikeluarkan,” kata Arya.
Namun, pernyataan tersebut tidak cukup untuk meredakan kekecewaan para suporter. Banyak yang merasa bahwa PSSI seharusnya lebih transparan dalam mengelola anggaran dan mencari solusi lain yang tidak membebani suporter setia.
Mereka berpendapat bahwa langkah ini justru bisa merusak hubungan antara PSSI dan pendukung Timnas yang selama ini telah memberikan dukungan penuh.
Indro juga menekankan pentingnya PSSI untuk lebih fokus pada pembangunan jangka panjang sepak bola Indonesia dari pada hanya mencari keuntungan jangka pendek.
“Jika PSSI benar-benar peduli pada perkembangan sepak bola nasional, mereka harus lebih bijak dalam mengambil keputusan yang berdampak langsung pada suporter,” tandasnya.
Dengan polemik yang sedang berkembang ini, banyak yang menantikan bagaimana PSSI akan merespons kritik dan apakah ada kemungkinan penyesuaian harga tiket demi menjaga hubungan baik dengan para pendukung setia Timnas Indonesia.
Suporter berharap agar semangat mereka dalam mendukung Timnas tidak disalahgunakan, dan sepak bola Indonesia bisa terus maju dengan cara yang lebih transparan dan berkelanjutan.- *** chs