KoranMandala.com -PlayFab, yang dulunya menjadi bintang dalam industri layanan backend untuk game online, kini menghadapi masalah kritis yang menghambat efektivitas dan daya tariknya.
Diakuisisi oleh Microsoft pada tahun 2018, perjalanan PlayFab terhalang oleh berbagai tantangan, terutama setelah akuisisi tersebut.
Artikel ini, berdasarkan pengalaman pribadi dan pengamatan dari komunitas, menggali kompleksitas dan masalah yang dihadapi PlayFab dalam kondisi saat ini, terutama setelah integrasi dengan Azure milik Microsoft.
v1 (Sebelum Akuisisi) vs v2
Artikel ini memberikan analisis mendalam tentang tantangan dan masalah yang dihadapi oleh para pengembang dengan PlayFab, terutama setelah akuisisinya oleh Microsoft dan transisi ke Azure.
Artikel ini menyajikan pengalaman langsung tentang inkonsistensi, dokumentasi yang usang, dan fitur-fitur yang belum lengkap yang menunjukkan kemungkinan terjadinya ‘sunset diam-diam’ pada PlayFab, mirip dengan deprekasi GameSparks setelah akuisisi.
Sementara versi legacy PlayFab (v1) menunjukkan potensi, iterasi baru di bawah Microsoft menimbulkan kekhawatiran bagi pengembang yang telah berinvestasi dalam platform ini.
Sejarah Singkat: Evolusi PlayFab
Akuisisi PlayFab oleh Microsoft pada tahun 2018 menandai perubahan signifikan dalam arah perkembangan PlayFab. Salah satu momen penting adalah kepergian pencipta asli PlayFab pada tahun 2022, yang diikuti dengan berkurangnya anggota tim asli.
Perubahan ini menandakan pergeseran visi PlayFab, dari pengembangan yang lebih mandiri menuju integrasi yang lebih besar dengan ekosistem Microsoft.
Keputusan strategis untuk berpindah dari Amazon Web Services (AWS) ke Azure, yang semula diharapkan menjadi langkah untuk efisiensi biaya, justru menghadirkan serangkaian tantangan teknis dan operasional yang besar.
Proses pemindahan PlayFab dari AWS ke Azure, yang dikenal sebagai versi “v2,” adalah proyek ambisius yang ternyata dihadapkan dengan berbagai kesulitan teknis.
Porting Azure yang Tidak Sempurna
Perubahan paling mencolok setelah akuisisi adalah berkurangnya tim pengembang asli PlayFab, yang berimbas pada berkurangnya visi dan fokus pada kualitas.
Kepergian tim pengembang asli yang memiliki peran penting dalam membangun dan mengarahkan PlayFab menciptakan perubahan dalam filosofi dan arah pengembangan PlayFab di bawah Microsoft.
Transisi dari AWS ke Azure, meskipun terlihat menjanjikan, justru menyebabkan berbagai masalah teknis. Fitur-fitur penting dari versi lama PlayFab (v1) menjadi usang, terutama bagi pengguna tanpa akun legacy.
Fitur penting seperti socket-based events dihilangkan, meskipun masih disebutkan dalam dokumentasi.
Selain itu, versi baru dari sistem lobby pada PlayFab v2 membuat stateless lobbies (lobi tanpa data) yang sangat terbatas dalam hal fungsionalitas, jauh lebih lemah dibandingkan versi sebelumnya.
Transisi ke Azure: Janji yang Tidak Terwujud
Proses transisi ke Azure membawa konsekuensi yang lebih besar dari yang diperkirakan. Fitur-fitur penting dari versi lama PlayFab, seperti sistem lobby/matchmaking dan penanganan event waktu nyata, banyak yang gagal di-porting dengan baik.
Hal ini menimbulkan kebingungannya dokumentasi yang tetap mengacu pada modul-modul usang.
Pengguna yang mengandalkan dokumentasi baru merasa kebingungan karena tidak mendapat penjelasan yang jelas tentang bagaimana cara menggunakan sistem baru yang seharusnya lebih canggih.
Bahkan, ketika mencoba menggunakan panduan atau bantuan dari komunitas, banyak modul usang yang ternyata tidak dapat digunakan tanpa akun legacy.
PlayFab membiarkan pengguna menghabiskan waktu dan sumber daya untuk mengimplementasikan modul yang sudah tidak berlaku.
Kesulitan dalam Penggunaan Unreal dan Unity
Pengalaman pengguna dengan PlayFab di lingkungan Unity (2016) dan Unreal (2022) sangat kontras. Versi PlayFab yang terintegrasi dengan Azure kini dipenuhi dengan dokumentasi yang ketinggalan zaman, kesulitan dalam pengenalan layanan, dan modul-modul usang yang membuat pengembangan fitur dasar seperti lobby/matchmaking menjadi sangat sulit.
Bagi pengembang, penggunaan PlayFab dalam Unity atau Unreal menghadirkan pengalaman yang jauh dari memuaskan, dengan modul yang tidak berfungsi seperti yang diharapkan dan ketergantungan pada layanan pihak ketiga yang lebih mahal dan lebih rumit.
Teori Depresiasi Diam-Diam
Stagnasi dalam pengembangan PlayFab setelah akuisisi Microsoft, serta kurangnya pembaruan yang signifikan, menunjukkan tanda-tanda deprekasi diam-diam.
Tidak ada pembaruan penting dalam dokumentasi dan fitur yang tampaknya tidak berkembang sama sekali, yang semakin menegaskan teori ini.
Kondisi ini mengingatkan pada nasib GameSparks setelah diakuisisi oleh Amazon, yang akhirnya mengalami penurunan drastis.
Keadaan PlayFab Pasca-Microsoft: Layanan yang Terfragmentasi
Versi PlayFab ‘v2’ yang berada di bawah Microsoft terlihat terpecah-pecah, dengan modul-modul yang buruk dalam transisi dan dukungan yang minim.
Dokumentasi yang sudah usang dan dukungan pelanggan yang tidak terkoordinasi lagi menunjukkan bahwa PlayFab tidak lagi dapat memenuhi standar kualitas yang sama seperti dulu.
Khususnya dalam penggunaan SDK Unreal, PlayFab menghadapi masalah besar terkait fragmentasi layanan.
Pengguna dipaksa untuk membeli dukungan tambahan dari Azure untuk mendapatkan bantuan lebih mendalam tentang proses pengaturan.
Padahal, dokumentasi yang ada sering kali terlalu umum dan tidak memberikan solusi yang jelas untuk masalah teknis.
PlayFab Saat Ini: Sebuah Peringatan untuk Pengembang
PlayFab yang sekarang menawarkan tampilan yang kuat dan sederhana, tetapi ketika digunakan lebih dalam, platform ini memperlihatkan kekurangan fungsionalitas yang signifikan.
Dokumentasi yang sudah usang, modul-modul yang tidak lengkap atau usang, serta kurangnya dukungan untuk fitur-fitur dasar seperti matchmaking dan lobby creation menjadikan PlayFab lebih terasa sebagai beban daripada alat yang memudahkan pengembangan game.
Pengalaman dengan PlayFab, terutama dalam versi post-akuisisi Microsoft, menjadi cerita peringatan bagi para pengembang.
Platform ini, meskipun memiliki potensi dalam versi legacy-nya, kini menghadapi tantangan besar yang menunjukkan kemungkinan terjadinya sunset diam-diam.
Artikel ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan membantu para pengembang dalam membuat keputusan yang lebih cerdas saat mempertimbangkan PlayFab untuk proyek mereka. ***