KoranMandala.com – Bukalapak mengumumkan perubahan strategi besar dengan menghentikan penjualan produk fisik dan fokus pada produk digital untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Pada Januari 2025, Bukalapak mengumumkan sebuah perubahan besar dalam strategi bisnisnya: menghentikan operasional penjualan produk fisik di platform marketplace mereka.
Keputusan ini di ambil sebagai bagian dari upaya untuk fokus pada produk virtual, seperti pulsa prabayar, paket data, token listrik, dan voucher digital emas. Langkah ini merupakan bagian dari transformasi perusahaan yang akan di lakukan secara bertahap hingga Februari 2025.
Kinerja Bisnis Bukalapak Ambyar, Tekor Ratusan Miliar Rupiah, Ini Biang Keroknya
Sejak di dirikan pada 2010, Bukalapak telah menjadi salah satu pemain utama dalam industri e-commerce Indonesia. Perusahaan ini di kenal karena membantu UKM untuk memasarkan produk mereka secara online.
Dengan lebih dari 80.000 penjual pada tahun 2013 dan rata-rata transaksi harian yang mencapai Rp 500 juta, Bukalapak berkembang pesat dan mencatatkan berbagai pencapaian penting.
Pada 2021, Bukalapak bahkan berhasil mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar yang melantai di pasar modal Indonesia. Namun, sejak pergantian CEO pada Januari 2020, Bukalapak terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan pasar.
Langkah terakhir ini untuk menghentikan penjualan produk fisik dan lebih fokus pada produk digital adalah salah satu bentuk respons terhadap kebutuhan konsumen yang semakin mengarah pada digitalisasi.
Bukalapak berharap transformasi ini dapat memperkuat posisinya di pasar digital Indonesia dan memberikan manfaat lebih besar kepada pemangku kepentingan, termasuk pemegang saham dan pengguna.