KoranMandala.comBukalapak, yang di dirikan pada 2010, telah berkembang pesat dan kini fokus pada transformasi untuk memperkuat ekosistem produk virtual.

Bukalapak, yang di dirikan pada tahun 2010 oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhamad Fajrin Rasyid, telah mengalami perjalanan panjang sejak awal berdirinya hingga memutuskan untuk melakukan transformasi besar dalam operasionalnya.

Pada awalnya, Bukalapak berfokus pada membantu usaha kecil dan menengah (UKM) memasarkan produk mereka secara online, dengan kategori awal yang cukup spesifik, yakni sepeda dan aksesori bersepeda.

Bukalapak di kenal di kalangan komunitas sepeda yang pada saat itu sedang populer dengan tren sepeda lipat dan fixed-gear.

Bukalapak Tutup Layanan Marketplace, Kini Fokus pada Penjualan Pulsa dan Layanan Digital

Seiring waktu, Bukalapak memperluas produk yang di tawarkan dan mencatatkan rata-rata transaksi harian sebesar Rp 500 juta pada tahun 2013 dengan lebih dari 80.000 penjual.

Hal ini menunjukkan pesatnya pertumbuhan marketplace di Indonesia, namun tetap berinovasi dan beradaptasi dengan pasar melalui perubahan manajemen. Pada Januari 2020, pendiri Bukalapak, Achmad Zaky, mengundurkan diri dari jabatan CEO dan di gantikan  oleh Rachmat Kaimuddin.

Pergantian ini menandai perubahan strategi besar perusahaan yang memulai babak baru untuk menghadapi kompetisi dalam industri e-commerce. Pada 2021, Bukalapak mencatatkan saham di BEI, menjadi perusahaan teknologi Indonesia yang berhasil melakukan IPO.

Kinerja Bisnis Bukalapak Ambyar, Tekor Ratusan Miliar Rupiah, Ini Biang Keroknya

Namun, pada Januari 2025, Bukalapak mengumumkan langkah strategis yang cukup mengejutkan: menghentikan operasional penjualan produk fisik di marketplace mereka.

1 2



Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Penulis

PT MANDALA DIGITAL MEDIA
Jl. Waluh No 12, Malabar,
Kecamatan Lengkong,
Kota Bandung, Indonesia

bisniskoranmandala@gmail.com

Exit mobile version